Tugas
Scal 6
(
Material Irigasi dan Medicalment pada Perawatan Endodontik )
Soal : Penggunaan medikalment pada kasus dengan lesi periapikal dan kasus tanpa lesi periapikal.
A. Kasus dengan lesi periapeks
Kebanyakan lesi periapeks (lebih dari 90%) diklasifikasikan menjadi granuloma, kista radikuler atau abses. Terdapat bukti klinis bahwa semakin luas ukuran lesi, maka kemungkinannya adalah akibat kista radikuler. Namun, beberapa lesi luas dapat berupa granuloma atau abses. Diagnosis definitif hanya dapat dipastikan melalui analisis histologis.
Kalsium hidroksida [Ca(OH)2] telah digunakan selama lebih dari 1 abad sebagai medikamen intrakanal dalam endodontik. Penggunaan Ca(OH)2 sebagai obat saluran akar berhubungan dengan penyembuhan periradikuler, karena memiliki efek antibakterial dan dapat mendorong perbaikan tulang.
Mekanisme kerja kalsium
hidroksida masih bersifat spekulatif, namun diperkirakan akibat kemampuan
bahannya yang bersifat antiseptik, antieksudatif dan mampu memicu mineralisasi.
Hal ini disebabkan kalsium hidroksida mampu memecah atau larut menjadi ion
hidroksil dan kalsium pada daerah saluran akar dan periapeks penggantian
medikasi intrakanal kalsium hidroksida secara berkala merupakan hal yang
penting dilakukan guna mengurangi intensitas proses inflamasi periapeks, dan
juga karena kalsium hidroksida mudah diresorpsi secara progresif oleh cairan
periapeks. Medikasi intrakanal kalsium hidroksida mampu mengubah jaringan granulasi
inflamasi menjadi jaringan granulasi reparatif dan secara bersamaan dapat
mengubah sel mesenkim menjadi sel reparatif.
B. Kasus
penderita pulpitis ireversibel dan periodontitis
apikalis akut
- Steroid/kortikosteroid
- Kortikosteroid merupakan suatu bahan yang dapat mengontrol rasa nyeri dan inflamasi. Digunakan sebagai medikamen intrakanal karena berpotensi menurunkan nyeri gigi.
- Pemberian sediaan ini pada pasien penderita pulpitis ireversibel dan periodontitis apikalis akut akan sangat membantu. Kombinasi triamsinolon 1% (glukokortikoid) dengan antibiotik, demeklosiklin 3%, dapat berdifusi melalui tubulus dentinalis dan sementum untuk mencapai jaringan periodonsium dan periapikal. Kombinasi ini mengurangi jumlah S. aureus dalam tubulus dentinalis maupun setelah rekontaminasi. Karena kortikosteroid merupakan suatu bahan biokompatibel, penempatan dalam intrakanal merupakan standar protokol untuk tindakan darurat pada trauma yang diprediksi dapat terjadi resorpsi akar, atau infeksi pulpa, sepanjang sumber infeksi sudah dihilangkan.
REFERENSI :
- Venugopal P, Kumar SA, Jyothi KN. Successful healing of periapical lesions with non-surgical endodontic approach. J Dent Sci Res 2011; 2:1 6
- Shailaja S, Suresh BS. Endodontic Microflora -A Review. J Oral Health Comm Dent. 2014;8 (3):160-5
- Kim D, Kim E, Antimicrobial effect of calcium hydroxide as an intracanal medicament in root canal treatment: a literature review- Part I. In vitro studies. Restor Dent Endod. 2014 Nov; 39(4): 241-52
- Heithersay GS. Calcium hydroxide in the treatment of pulpless teeth with associated pathology. J Br Endod Soc 1975;8:74-93.
- Dwivedi S, Dwivedi CD, Chaturvedi TP, Baranwal HC. Management of a large radicular cyst: A non-surgical endodontic approach. Saudi Endod J. 2014;4(3):145-48
- Farhad A, Mohammadi Z. Calcium hydroxide: A review. Int Dent J 2005;55:293-301.
- Indrya K. Mattulada: Pemilihan medikamen intrakanal antar kunjungan. Dentofasial, Vol.9, No.1, April 2010:63-68
Tidak ada komentar:
Posting Komentar