Selasa, 29 Desember 2020

Oral Melanotic Macule-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

 Oral Melanotic Macule




  • Deskripsi Lesi
    • Tipe lesi : macule
    • Bentuk : oval/ bulat
    • Ukuran : < 1cm
    • Lokasi : mukosa bukal gingiba
    • Warna : coklat tua
    • Jumlah : 1
    • Batas :jelas
    • Tepi : beraturan

  • Anamnesis
    • Informasi umum (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, asal etnis, tempat tinggal, pekerjaan)
    • Riwayat sosial dan budaya
    • Riwayat kesehatan masa lalu
    • Riwayat keluarga
    • Riwayat gigi
    • Sakit/ tidak ?
    • Riwayat setiap keluhan yang ada
    • Harapan pasien 
  • Pemeriksaan Penunjang
    • Biopsy : Pengangkatan sebagian kecil jaringan dari tubuh mahluk hidup untuk tujuan diagnosis dengan pemeriksan mikroskopis. Biopsy diindikasikan untuk mengkonfirmasi atau membuat diagnosis yang tepat.

  • Diagnosis
    • Oral melanotic macule
      • Lokasi : gingiva
      • Warna : biru, abu-abu, coklat dan hitam
      • Ukuran : <1 cm
      • Umum terjadi pada orang berkulit terang antara usia 25 dan 45 tahun.
      • Deposisi melanin disepanjang lapisan basal, biasasnya timbul setelah trauma.
      • Makula coklat samapi hitam ini bersifat asimtomatik, biasanya terletak di bibir bawah dekat garis midline, juga terjadi pada palatum, mukosa bukal, dan gingiva. Onsetnya pasca inflamasi dan lesi berlanjut sampai pengobatan.
      • Jenis lesinya yaitu lesi primer.
  • Diagnosis Banding
    • Ephelis
      • Lesi  makula
      • Warna : kehitaman
      • Jumlah : satu
      • Etiologi : akibat peningkatan produksi melanin dan paparan sinar matahari
      • Lokasi : di tepi vermillion bibir bawah
      • Bentuk : bulat
      • Batas : jelas
      • Ukuran : diameter kurang dari 5 mm

    • Addison Disease 
      • Warna : coklat tua
      • Etiologi : akibat peningkatan produksi dan deposisis melanin dan penyakit autoimun
      • Lokasi : mukosa pipi, palatum, bibir, dan gingiva
      • Bentuk : pigmentasi difus/datar
      • Gigi : Tambalan amalgam pada 36 dan 37

  • Penatalaksanaan
    • Tidak ada perawatan yang diperlukan
    • Kebanyakan makula berukuran kecil dan dieksisi pada saat biopsi diagnosis
    • Dalam kasus lesi multipel akan sangat membantu membuat catatan fotografik untuk melihat jika ada perubahan penampilan
    • Perubahan penampilan perlu secepatnya di biopsi
    • Jika lesi berada di palatal dan mukosa alveolar rahang atas, disarankan untuk pemeriksaan histopatologi karena lesi berpigmen lain yang mirip secara klinis mungkin berhubungan dengan penyakit sistemik, kelainan genetik, dan lain-lain
    • Biopsi dan pemeriksaan histologis untuk membedakan dengan lesi berpigmen yang serupa
    • Eksisi diinginkan jika melanotik makula berada pada area estetika. Biasanya biopsi eksisi yang dilakukan.
    • Elektrocautery, laser ablation, atau cryosugery bisa dilakukan, namun efeknya tidak meninggalkan jaringan yang tersisia untuk riwayat pemeriksaan patologis
    • Instruksi khusus dan observasi secara periodik harus dilakukan
    • Instruksikan pasien menjaga oral higiene

       

Sumber :

  1. Anamnesis : Crispian Scully CBE . 2013. Oral and Maxillofacial  Medicine THE BASIS OF DIAGNOSIS AND TREATMENT THIRD EDITION.Churchill Livingstone : Elsevier.
  2. Pemeriksaan Penunjang : Crispian Scully CBE . 2013. Oral and Maxillofacial  Medicine THE BASIS OF DIAGNOSIS AND TREATMENT THIRD EDITION.Churchill Livingstone : Elsevier. Page 23
  3. Diagnosis : Langlais RP, Miller C, Gehric JS. 2017. Color Atlas of Common Oral Diseases 5th ed. Wolters Kluwer . Page 172
  4. Diagnosi Banding : Regezi, Joseph A, Dkk. Oral Pathology (Clinical Pathology Correlations). 7th Edition. Elsevier (Page 137)
  5. Penatalasanaan :
    • Lewis, Michael. 2014. Penyakit Mulut: Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC. P.342
    • Brad W. Neville, DDS .Oral and maxillofacial pathology. 4th edition.Halaman  348-349
    • Robert p. langlais, dkk. Color Atlas of Common Oral Diseases. fifth edition. page : 247


Varix/Varicosities-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

 Varix/Varicosities



  • Deskripsi Lesi
    • Tipe lesi : Nodula
    • Bentuk : kubah
    • Ukuran : lebih dari 1 cm
    • Lokasi : ventrolateral lidah
    • Warna : merah tua hingga biru-ungu
    • Jumlah : Multiple
    • Batas :jelas
    • Tepi : tidak beraturan

  • Anamnesis
    • Riwayat Kesehatan Umum
      • Sejak kapan benjolan muncul
      • Apakah sakit?
      • Apakah lokasinya berpindah? Hilang timbul?
      • Dimana lokasi benjolan?
      • Berapa jumlahnya?
      • Ukuran benjolan?
      • Apakah mengecil/membesar?
      • Apakah sering muncul?
      • Apakah mengganggu mengunyah/bicara/menelan?

    • Riwayat Lesi Sebelumnya
      • Apakah pernah benjolan sebelumnya?
      • Seberapa sering?
      • Sakit atau tidak?
      • Berapa jumlahnya?

    • Riwayat Pengobatan Lesi
      • Sudah pernah diobati atau belum?
      • Jika sudah, dengan obat apa?
      • Bagaimana cara penggunaannya?
      • Bagaimana respon terhadap perawatan?

    • Riwayat Terkait Etiologi
      • Apakah orangtua mengalami hal serupa?
      • Apakah sebelumnya pernah terbentur/tergigit/terkena sesuatu yang tajam?
      • Apakah terkena sikat gigi?
      • Apakah sedang terapi radiasi?

    • Riwayat Penyakit Sistemik
      • Sakit apa yang diderita?
      • Sedang dalam perawatan dokter atau tidak?
      • Apakah ada mengonsumsi obat-obatan tertentu?

    • Riwayat Alergi
      • Apakah pernah mengalami alergi makanan/obat tertentu?
      • Apakah pernah muncul ruam-ruam disertai gatal?
      • Bagian tubuh mana yang terkena?

    • Riwayat Dental
      • Di Rumah
        • Berapa kali sikat gigi dalam sehari?
        • Kapan saja waktu menyikat giginya?
        • Menggunakan bulu sikat seperti apa?
        • Apakah menggunakan obat kumur dan benang gigi?
        • Menggunakan pasta gigi apa?
      • Dokter gigi
        • Apakah pernah melakukan perawatan ke dokter gigi?
        • Kapan terakhir kali?
        • Perawatan apa yang dilakukan?
        • Apakah ada keluhan setelah perawatan?

    • Riwayat Bad Habit
      • Apakah punya kebiasaan menggigit pipi, bibir, atau lidah?
    • Riwayat Sosial
      • Apa pekerjaan Anda?
      • Sekaran tinggal dengan siapa?
      • Anda anak keberapa?
      • Dari berapa bersaudara?
      • Pekerjaan orangtua?
      • Bagaimana akses layanan kesehatan ditempat tinggal Anda?

  • Pemeriksaan Penunjang
    • Tidak ada pemeriksaan penunjang yang diindikasikan namun biopsy dapat dilakukan jika dicurigai mucocale atau hemangioma.
  • Diagnosis
    • Varix/varicosities dikarenakan terdapat  multipel biru-ungu, tonjolan, atau papular pada batas ventral dan lateral lidah dan muncul sebagai nodul biru-ungu yang tegas.

  • Diagnosis Banding
    • Hemangioma
      • Varix menyerupai hemangioma baik secara klinis maupun histologis, namun dibedakan oleh dua ciri: usia pasien saat onset dan etiologinya.
      • Hemangioma biasanya bawaan dan memiliki kecenderungan untuk menurun secara spontan sedangkan varix muncul pada individu yang lebih tua dan, begitu terbentuk, tidak menurun. Varix memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas; setelah varix terbentuk, pembesaran lebih lanjut jarang terjadi.
      • Hemangioma adalah hamartoma vaskular dengan etiologi yang tidak diketahui, sedangkan varix merupakan dilatasi vena yang mungkin terjadi akibat trauma seperti menggigit bibir atau pipi.
      • Kista dan ranula non-keratotik superfisial: tidak hilang oleh tekanan palpasi.
      • Aneurisma: jarang dan menunjukkan denyut nadi.
      • Nevi: nevi tidak pucat ketika ditekan dan terasa ketika dipalpasi.


  • Penatalaksanaan 
    • Varises sublingual biasanya asimtomatik, dan tidak diindikasikan untuk dilakukan pengobatan.
    • Sedangkan, varises soliter pada bibir dan mukosa bukal mungkin perlu diangkat melalui pembedahan untuk memastikan diagnosis nya atau untuk tujuan estetika.


Sumber :

  1. Deskripsi Lesi : Langlais RP, Miller CS, Gehric JS. 2017. Color Atlas of Common Oral Diseases, 5th ed. Wolters Kluwer. Page : 136
  2. Anamnesis : Birnbaum, Warren, Dunne, Stephen M. 2010. Oral Diagnosis the clinician's Guide. Page 4-10
  3. Pemeriksaan Penunjang : Brad w Neville Douglas D. Damn Carl M. Ajen Angle  C. Chi-oral and Maxillofacial Pathology-4th Ed 2015 page :15
  4. Diagnosis : Langlais RP, Miller CS, Gehric JS. 2017. Color Atlas of Common Oral Diseases, 5th ed. Wolters Kluwer. Page : 158
  5. Diagnosis Banding : Ghom AG. Textbook of Oral Medicine  2nd rev. Ed New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers, 2010. P: 459.
  6. Penatalaksanaan : Brad W Neville Douglas D Damm Carl M Allen Angela C Chi-Oral and Maxillofacial Pathology- 4th ed-Saunders 2015 page 14

Median Rhomboid Glossitis-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

 Median Rhomboid Glossitis



  • Deskripsi Lesi
    • Klasifikasi : Plaque
    • Bentuk : Romboid atau ovoid
    • Lokasi : Midline dorsum lidah
    • Ukuran : 1-2,5 cm
    • Warna : Merah
    • Jumlah : 1
    • Batas : Tegas
    • Tepi : Tidak beraturan

  • Anamnesis
    • Riwayat kesehatan umum
      • Sejak kapan benjolan muncul
      • Apakah sakit?
      • Apakah lokasinya berpindah? Hilang timbul?
      • Dimana lokasi benjolan?
      • Berapa jumlahnya?
      • Ukuran benjolan?
      • Apakah mengecil/membesar?
      • Apakah sering muncul?
      • Apakah mengganggu mengunyah/bicara/menelan?
    • Riwayat lesi sebelumnya
      • Apakah pernah benjolan sebelumnya?
      • Seberapa sering?
      • Sakit atau tidak?
      • Berapa jumlahnya?
  • Pemeriksaan Penunjang
    • Tidak dibutuhkan pemeriksaan penunjang
  • Diagnosis
    • Median rhomboid glossitis yaitu adanya lesi merah dengan area mukosa atrofi, asimtomatik yang berada di dorsum lidah.

  • Diagnosis Banding
    • Erithematous candidiasis yaitu lesi merah pada dorsum lidah disebabkan oleh penggunaan antibiotik berkepanjangan.
    • Geographic tongue
    • Hemangioma

  • Penatalaksanaan
    • Menghilangkan faktor predisposisi
    • Terapi antifungal : azole (fluconazole, itraconazole 100 mg / hari selama 7 hari)


Sumber :

  1. Deskripsi LesiRobert P. Langlais, et al. Color Atlas of Common Oral Disease.  2017. 5th Edition. Page 130-131
  2. AnamnesisBirnbaum, Warren, Dunne, Stephen M. 2010. Oral Diagnosis the clinician's Guide. Hal 4-10
  3. DiagnosisBrad W Neville Douglas D Damm Carl M Allen Angela C Chi-Oral and Maxillofacial Pathology- 4th ed-Saunders 2015. page 192
  4. PenatalaksanaanLaskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease, 2nd. New York: Thieme. P: 133

Denture Stomatitis-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

Denture Stomatitis


  • Deskripsi Lesi
    • Klasifikasi : patch erthomatous diserati petikiae

    • Bentuk : mengikuti gigi tiruan

    • Lokasi : palatum (alveolar ridge)

    • Ukuran : sesuai dengan ukuran gigi tiruan

    • Warna : kemerahan

    • Jumlah :1

    • Batas : jelas

    • Tepi : tegas, berbatas langsung dengan gigi tiruan

  • Anamnesis
    • Sudah berapa lama menggunakan gigi tiruan?

    • Kapan gigi tiruan nya dilepas?

    • Bagaimana cara membersihkan gigi tiruannya?

    • Pernah mengalami sensasi terbakar?

  • Pemeriksaan Penunjang
    • Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu kultur candidiasis.
  • Diagnosis
    • Lesi ini diagnosis sebagai Denture Stomatitis yang disebabkan oleh candida albicans.
  • Diagnosis Banding
    • Kronik eritematous candidiasis
      • Lesi atrofik yang biasanya berhubungan dengan denture stomatitis
    • Papilary palatal hiperplasia
    • Allergic contact stomatitis karena monomer akrilik
  • Penatalaksanaan
    • Berkumur dengan chlorhexidine pada malam hari
    • Instruksi ke pasien untuk melepas gigi tiruan sebelum tidur
    • Hilangkan factor traumatitis pada gigi tiruan
    • Pemberian obat antifungal


Sumber :

  1. Robert P. Langlais, et al. Color Atlas of Common Oral Disease.  2017. 5th Edition. Page 130-131

Melanoma Maligna-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

 Melanoma Maligna



  • Deskripsi Lesi
    • Tipe Lesi: tumor 
    • Bentuk : Irregular
    • Ukuran : > 1 cm
    • Lokasi : Interdental gigi, Gingiva
    • Jumlah : > 1 cm
    • Warna : hitam – merah
    • Batas : iregular
    • Tepi : jelas
  • Anamnesis
    • Sejak kapan lesi muncul ?
    • Apakah lesi terasa sakit ?
    • Apakah lesinya pernah berulang?
    • Apakah lesinya pernah diobati?
    • Dimana lokasi dari lesi nya?
    • Bagaimana ukurannya ? (Besar/sedang/kecil)

  • Pemeriksaan Penunjang
    • Perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi yaitu biopsi.
  • Diagnosis
    • Sifat klinis:
      • Variasi warna dari hitam ke merah
      • Ukuran: > 1 cm
      • Batas: irregullar

  • Diagnosis Banding
    • Pigmented nevi
    • Ephelis
    • Lentigo
    • Lentigo maligna
    • Amalgam tattoo
    • Pyogenic granuloma
    • Kaposis sarcoma
  • Penatalaksanaan
    • Perawatan berdasarkan doseksi radikal daerah yang terkena dikombinasi dengan deseksi limfonodi
    • Eksisi bedah
    • Radioterapi
    • Kemoterapi
    • Terapi imun

Sumber :
  1. Lewis, Michael A.O., Jordan, Richard C.K. 2012. ORAL MEDICINE: A COLOUR HANDBOOK, 2nd ed. Manson Publishing. P: 147
  2. Laskaris. Pocket Atlas of Oral Diseases. 2006. Thieme. P: 95-96


Black Hairy Tongue-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

Black Hairy Tongue


  • Deskripsi Lesi
    • Tipe : Lesi Plak ( Primer)
    • Bentuk : irregular
    • Ukuran : lebih dari  1  cm
    • Lokasi : dorsum lidah
    • Warna:  cokelat kehitaman
    • Batas : jelas
    • Tepi: tidak beraturan
  • Anamnesis
    • Apakah memiliki riwayat penyakit sistemik?
    • Apakah mengonsumsi obat-obatan tertentu?
    • Jika ada, obat apa dan berapa lama sudah mengonsumsi obat tersebut?
    • Apakah merasa bau mulut?
    • Apakah pernah merasa tersedak dan rasa tidak enak di mulut?
    • Apakah rutin menyikat gigi 2x dalam sehari?
    • Kapan saja menyikat gigi dalam sehari?
    • Apakah rutin menyikat lidah?
    • Apakah ada menggunakan obat kumur?
    • Apakah ada merokok?
    • Berapa frekuensi merokok dalam sehari?
  • Pemeriksaan penunjang
    • Histopatologi
    • Pemeriksaan mikroskopis dari spesimen biopsi menunjukkan adanya papila filiform memanjang di atas dorsum lidah,
    • Dengan kontaminasi permukaan oleh kelompok mikroorganisme dan jamur.
    • Lamina propria yang mendasari umumnya meradang ringan.


  • Diagnosis
    • Karena gambaran klinis dari lesi ini biasanya cukup khas, konfirmasi dengan biopsi tidak diperlukan.Penelitian sitologi atau kultur tidak banyak berguna.
      • Terjadi pembesaran papilla filiform
      • Pada dorsum lidah tampak seperti adanya rambut
      • Biasanya berwarna gelap, sehingga mengganggu penampilan
  • Diagnosis Banding
    • Coated tongue : etiologinya sama dengan black hairy tongue, dimana perbedaanya adalah banyak bakteri dan sel epithelial yang lepas yang menumpuk pada bagian permukaan dorsal lidah, tetapi tanpa penampilan seperti rambutnya.

  • Rencana Perawatan
    • Instuksikan pasien untuk dengan menyikat lidah dan  kebersihan mulut  yang baik menggosok dengan menggunakan pasta abrasif dan agen topikal antifungal biasanya menyebabkan resolusi.
    • Pasien perlu diinstruksikan untuk menggosok lidah mereka setiap hari setelah resolusi; pada kasus refraktori, harus dicurigai adanya endokrinopati.
    • Terkadang solusi keratolitik, seperti 40% urea dalam air dapat dioleskan pada lidah, biarkan bekerja selama beberapa menit,  kemudian disikat. Hal ini dapat diulangi 2-3 kali dalam sehari selama diperlukan. Aplikasi lokal dari retinoic acid (Retin A-gel) juga dapat membantu.
    • Untuk pasien yang menjalani terapi radiografi dan mengalami xerostomia, perawatannya sedikit sulit.




Sumber :

  1. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis : Regezi, sciuba, Jordan. Oral Pathology--- Clinical pathologic correlations 7th edition. Elshevier. 2017. Page 89
  2. Diagnosis Banding : Brad W. Neville, Douglas D. Damm, Carl M. Allen. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th Edition. Page 13
  3. Rencana Perawatan : Regezi, sciuba, Jordan. Oral Pathology--- Clinical pathologic correlations 7th edition. Elshevier. 2017. Page 89
  4. Rencana Perawatan : Langlais RP, Bricker SL, Cottone JA, Baker BR. Oral Diagnosis, Oral Medicine, and Treatment. Canada. WB Saunders Company. 1984. p. 227-235





Selasa, 15 Desember 2020

SEFALOMETRI 

    Sefalometri adalah salah satu teknik radiografi yang dapat digunakan untuk pengukuran antropometri, yaitu menganalisa pola pertumbuhan dari struktur kraniofasial . Perkembangan antara basis kranial, tulang rahang dan gigi saling berhubungan erat. Perangkat yag digunakan adalah sefalostat dan foto yang dihasilkan dinamakan sefalogram.

Kegunaan mempelajari sefalomerti :
  1. Mempelajari pertumbuhan craniofacial
  2. Melakukan diagnosa/analisa kelainan craniofacial
  3. Mempelajari tipe facial
  4. Merencanakan suatu perawatan ortodonti
  5. Mengevaluasi kasus yg sudah dirawat
  6. Untuk penelitian
Berikut contoh hasil dari analisis sefalometri





Semoga Bermanfaat
SELAMAT BELAJAR

Logbook Mahkota Tiruan Penuh

Logbook Mahkota Tiruan Penuh



Selasa, 17 November 2020

Tugas Kewirausahaan-Review

 How Instagram Can Skyrocket Your Business?

Review dari YouTube dibawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=Fn4Zcze5RsQ


''Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh''

Salam sejahtera bagi kita semua. Disini penulis bermaksud ingin sharing hasil ringkasan penulis terhadap sebuah video yang bermanfaat bagi kalian yang ingin berbisnis melalui sosial media. Semoga ringkasan ini berguna untuk kita semua.


Menurut data yang dirilis Napoleon Cat, pada periode Januari-Mei 2020, pengguna Instagram di Indonesia mencapai 69,2 juta (69.270.000) pengguna. Pencapaian itu merupakan peningkatan dari bulan ke bulan atas penggunaan platform berbagi foto ini. Pada Januari tercatat sekitar 62,23 juta pengguna, lalu naik pada Februari menjadi 62,47 juta pengguna. Kemudian di bulan berikutnya (Maret) penggunanya semakin membeludak dan mencapai 64 juta pengguna. Selang sebulan kemudian diperoleh data pengguna yang mencapai 65,7 juta, hingga ditutup pada Mei dengan catatan 69,2 juta pengguna.

Konsep pemasaran online (Framework Online Marketing) adalah yang pertama itu adalah harus ada Traffic, dimana sumber pengunjung sangat penting dalam pemasaran online. Kedua pengunjung harus ditawarkan sesuatu yaitu Offer yang tujuannya untuk mendapatkan benefit atau uang. 

 

v  Fitur instagram

o   Feed post : untuk menjangkau orang baru. Ini merupakan sumber traffic terbesar.

o   Story post : fokus untuk mengajak followers berinteraksi lagi dengan pembisnis

o   IG Bio : fokus pada manfaat dan arahan ke link

o   Bio link

o   Highlight

o   Direct message

Ada 2 strategi yaitu

-        Single Account Strategy (S.A.S) = pengololah 1 akun

-     Multi Account Strategy (M.A.S) = mengeolah 2 akun, harus punya akun back up nya atau support account

Penting

-       Sumber traffic terbesar dari instagram adalah feed post

-       Tidak semua konten dengan jangkauan besar itu mengembangkan akun

-   Penting untuk membuat jangkuan yang luas dan tergantung konten apakah kontennya itu berkontribusi atau tidak

 

v  Audien

Kita harus sadar siapa yang menjadi audiennya karna seriap orang kebutuhanya berbeda-beda contoh : orang yang penduli tentang dengan kesehatan meraka butuh informasi sepurtar kesehatan, hidup sehat dan lain-lain

Potensi audien :

-          Wanita

-          IRT/ Karyawan

-          Orang bisnis == inspirasi, konten tips


v  Konten

-          Tidak semua konten dengan jangkauan besar itu mengembangkan akun

-          Penting untuk membuat jangkuan yang luas dan tergantung konten apakah kontennya itu berkontribusi atau tidak.

 

Sumber ide favorit konten di intagram

o   Pencarian sumber nya pilih warna,huruf desain nya

o   Gunakan question sticker seperti sering buat tanya jawab di story.

o   Cari konten di quora.com

o   Googling,hasil pencarian serupa dari google gunanya kita dapatkan data.

o   Cari konten di youtube cari referensi untuk dilihat dinilai menarik atau tidak

o   Pinterest disini kita cari desain.

Cara optimasi konten instagram

·    Supaya post dilihat banyak orang  pertama sekali adalah hastag,post di jam optimal,tulisan caption yang jelas,banyak komentar dengan cara menginteraksinya yang baik.

·    Perhatikan juga kontenya apa bila misalnya konten dalam bentuk kecantikan makan diperbanyak vedio. mengapa, karna konten seperti ini banyak yang melihat dari pada karusel.

·      Bio anatomy di instagram seperti profil dengan cara buat nama yang jelas juga kata kuncinya.

·       Bio tentanng manfaat apa di akun ini.

·       Instagram followers loop seperti post,reach,engage,profile visit dan follow.

·     Content modeling  adalah cara untuk menemukan konten  yang baik memiliki performa yang baik di audien.

·    Cara agar post banyak dilihat orang banyak Yaitu dengan mengunakan hastag dan sebagai informasi maksimal pada satu postingan itu 30 hastag.

·       Post pada jam optimal

·     Buat caption. Caption ini harus mendekripsikan konten postingan dengan jelas dan menggunakan ajakan bertindak yang jelas.

·    Komentar. Salah satu yang terpentingan di intagram adalah interaski melalui komentar.


TERIMAKASIH

😀🙏😀



DK Mahkota Gigi Tiruan Penuh

DK 1 SK 1 BLOK 12

 


A.    ISTILAH ASING

1.     Porcelain fused to metal: restorasi mahkots yang menggabungkan bahan, di mana kekuatan berasal dari metal dan estetisnya dari porselen.

2.     Artikulasi group function: terjadinya kontak gigi ketika laterotrusif antara gigi rahang atas dan bawah dari gigi caninus sampai gigi molar bagian  mesial

 

B.    IDENTIFIKASI MASALAH

Nama : Miss Corona (25 tahun)

Keluhan:

·       gigi depan atas patah.

·       gigi belakang kanan bawah ada yang disarung tapi warnanya tidak sama dengan gigi tetangganya

Anamnesis:

·       Gigi tersebut sudah pernah beberapa kali ditambal tetapi lepas lagi tambalannya dan tidak bertahan lama.

·        pasien menginginkan perawatan alternatif lain.

·       pasien memiliki reflek muntah yang tinggi.

Pemeriksaan Intra Oral:

·       21 : fraktur 1/3 mahkota

·       36 : sisa akar

·       44 : karies email

·       Overjet dan overbite normal

·       Artikulasi group function

Pemeriksaan penunjang:

(Rontgen)

1.     Kelainan periapikal (-)

2.     Fraktur belum mencapai pulpa

3.     Gigi 46: mahkota porcelain fused tu metal (PFM)

 

C.    ANALISIS MASALAH

1.     Apa yang menyebabkan tambalan pada pasien tidak bertahan lama?

2.     Apa yang menyebabkan warna gigi yang disarung tidak sama dengan gigi tetangganya?

3.     Bagaimana caranya agar tambalan terserbut dapat bertahan lama?

4.     Material pencetakan apa yang cocok digunakan apabila pasien memiliki reflek muntah yang tinggi?

5.     Jenis mahkota apa yang dapat memperbaiki fraktur 1/3 mahkota agar tambahan tidak terlepas lagi dan memiliki estetika baik untuk gigi anterior?

6.     Apakah tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum melakukan perawatan prostetik ?

7.     Apa definisi dan bagian bagian dari mahkota tiruan penuh?

8.     Bagaimana indikasi penggunaan mahkota tiruan  penuh?

9.     Apa saja jenis-jenis mahkota tiruan penuh?

10.  Bagaimana perawatan untuk gigi 46 yang memiliki warna yang tidak sama dengan gigi tetangganya?

11.  Bagaimana prinsip tahapan preparasi untuk pembuatan mahkota tiruan penuh?

12.  Apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis2 mahkota tiruan penuh ?

13.  Bagaimana tahapan perawatan pada kasus sesuai skenario?

14.  Bagaimana komunikasi dental lab dalam pembuatan gigi tiruan cekat?

15.  Apa material sementasi yang digunakan untuk mahkota tiruan penuh dan cara sementasi nya?

16.  Apa diagnosis, rencana perawatan dan prognosis yang tepat berdasarkan kasus?

 

D.    STRUKTURISASI




E.    LEARNING OBJECTIVE

A.    Mahkota tiruan penuh

1.     Definisi

2.     Jenis

3.     Indikasi dan kontra indikasi

4.     Kelebihan dan kekurangan

5.     Sementasi mahkota tiruan cekat

6.     Komunikasi dental lab

B.    Bedah kasus

1.     Diagnosis

2.     Prognosis

3.     Rencana perawatan

4.     Bahan material cetak

5.     Tahapan Perawatan

 

A.    Mahkota Tiruan Penuh

1.     Definisi

Yaitu mahkota tiruan yang memperbaiki seluruh permukaan mahkota gigi. Mahkota tiruan penuh ini digunakan pada gigi yang restorasinya membutuhkan retensi maksimum.

 

Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 346

 

2.     Jenis

Jenis-jenis pada mahkota tiruan penuh, yaitu:

1.     Full-metal crown

2.     Metal-ceramic crown (porcelain-fused-to-metal)

3.     Full-ceramic crown

 

1.     Full-metal crown

·       Dipertimbangkan untuk pasien yang membutuhkan restorasi untuk gigi posterior yang telah rusak parah.

·       Digunakan ketika semua permukaan axial gigi posterior telah ter dekalsifikasi atau karies atau sebelumnya telah diresotorasi. Dengan mengikat (tying) bersamaan struktur gigi yang tersisa, full-metal crown dapat memperkuat dan mendukung gigi. Tetapi juga dapat melemahkan daripada memperkuat struktur gigi yang tersisa ketika telah terjadi kerusakan yang parah sebelumnya pada bagian tengah gigi. Namun, preparasi untuk full-metal crown ini lebih sedikit terjadi kerusakan daripada metal-ceramic atau full-ceramic crown

·       Full-metal crown digunakan dengan menutuo seluruh dinding axial dan permukaan oklusal pada gigi

 

 

 

Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 347.

Contemporary Fixed Prosthodontic. 5th ed. p: 209.

 

2.     Metal-ceramic crown (porcelain-fused-to-metal)

·       Restorasi ini memberikan hasil estetika yang dapat diprediksi, dengan sifat-sifat fisik yang baik

·       Metal-ceramic crown memiliki kekuatan yang lebih besar dari restorasi yang terbuat dari keramik saja.

·       Terdiri dari complete-coverage metal crown (atau substruktur) yang di veneer dengan lapisan porselen yang menyatu untuk menyerupai penampilan gigi yang asli.

·       Dibandingkan dengan full-metal crown, kesuksesan preparasi metal-ceramic crown ini membutuhkan pengurangan jaringan gigi yang cukup banyak untuk substruktur logam yang akan di veneer dengan peroselen.  Dimana hanya dengan ketebalan yang cukup, yang dapat menutupi warna gelap dari substruktur logam dan veneer dapat menyerupain penampilan gigi asli

·       Veneer porselen harus memiliki ketebalan minimum tertentu untuk mendapatkan hasil estetika yang baik.

Contemporary Fixed Prosthodontic. 5th ed. p: 222.

3.     Full-ceramic crown

·       Full-ceramic crown berbeda dari restorasi veneer semen lainnya karena ini tidak dituang dalam emas atau logam lainnya

·       Full ceramic crown mampu menghasilkan efek estetika yang sangat bagus dari semua restorasi gigi. Namun, karena seluruhnya terbuat dari ceramic, bahan yang rapuh, maka lebih rentan patah

·       Preparasi untuk jenis mahkota ini harus dibiarkan selama mungkin untuk memberikan dukungan maksimal pada porselen

·       Posisi gigi pada lengkung rahang, faktor yang berkaitan dengan oklusi, dan bentuk morfologi dari gigi perlu dipertimbangkan pada restorasi full-ceramic crown

·       Full-ceramic crown cocok digunakan pada gigi incisivus. Jika digunakan pada gigi lain, pasien harus tau jika ada peningkatan resiko patah

·       Gigi dengan mahkota cervical yang pendek juga memiliki resiko yang tinggi karena mereka tidak memiliki panjang preparasi yang cukup untuk mendukung permukaan lingual dan incisal dari restorasi.

 


Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 379.

3.     Indikasi dan Kontraindikasi

a)    Full metal crown

Indikasi :

-          Gigi posterior yang semua permukaan aksial sudah karies, beban kunyah besar, tidak memerlukan estetik.

Kontraindikasi :

-          Pada pasien yang karies tidak terkendali.

 

Sumber : Herbert T. shillingburg, Jr, DDS. Fundamental fixed prosthodontics 4th edition. Oklahoma city, okhlahoma. Page 347- 352.

 

b)    Metal ceramic crown

Indikasi :

-          Gigi yang membutuhkan cakupan lengkap dan yang kebutuhan estetiknya signifikan (mis., Gigi anterior).

-          Untuk protesa gigi tetap jangka panjang.

Kontraindikasi :

-          Gigi yang memiliki karies aktif / Penyakit periodontal yang tidak diobat.

-          Ruang pulpa yang besar.

 

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 222

 

c)     All ceramic crown

Indikasi :

-          Area dengan kebutuhan estetika yang tinggi, dimana restorasi yang lebih konservatif tidak memadai. Biasanya seperti gigi yang mengalami karies pada area fasial, proksimal, atau keduanya dan tidak mungkin dengan hanya menggunakan restorasi resin komposit.

-          Keadaan gigi relatif utuh dengan struktur koronal yang cukup menahan restorasi, terutama area insisal.

-          Karena kelemahan relatif dari restorasi, maka beban oklusal harus didistribusikan dengan baik.

 

 

Kontraindikasi :

-          Apabila memungkinkan dengan restorasi yang lebih konservatif.

-          Untuk molar solusi terkuat adalah tetap dengan metal casting, yang bisa saja dilapisi material cerac apabila terlihat ketika pasien tersenyum.

-          Jika pemuatan oklusal tidak menguntungkan, tidak memungkinkan untuk memberikan dukungan yang memadai atau lebar margin shoulder minimal 1 mm secara melingkar, restorasi logam-keramik harus dipertimbangkan.

-          Gigi dengan mahkota klinis pendek sering tidak menawarkan dukungan yang memadai untuk all ceramic.

 

 

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 264-266

 

 

4.     Kelebihan dan Kekurangan

a)    Full metal crown

Kelebihan :

-          Dapat mengantikan struktur gigi yang hilang.

Kekurangan :

-          Tidak dapat melindungi gigi terhadap penyebab biologis karies.

Sumber : Herbert T. shillingburg, Jr, DDS. Fundamental fixed prosthodontics 4th edition. Oklahoma city, okhlahoma. Page 347- 352.

b)    Metal ceramic crown

Kelebihan :

-          Metal-ceramic crown lebih tahan lama daripada all-ceramic crown. Substruktur logam yang lebih kuat sehingga mampu memperkuat bahan rapuh.

-          Dapat berfungsi sebagai retainer untuk gigi tiruan cekat sebagian karena substruktur logamnya dapat mengakomodasi cast dan konektor solder sedangkan restorasi all ceramic tidak dapat mengakomodasi untuk removable prostesis.

-          Aspek complete-coverage dari restorasi sehingga memudahkan kita saat mengoreksi bentuk aksial.

-          Secara umum, tingkat kesulitan preparasi metal-ceramik sebanding dengan preparasi gigi posterior untuk mahkota tuang lengkap.

Kekurangan :

-          Preparasi metal-ceramic crown membutuhkan reduksi gigi yang signifikan untuk menyediakan ruang yang cukup untuk bahan restoratif.

-          Untuk mencapai estetika yang lebih baik, facial margin restorasi anterior sering ditempatkan di subgingiva sehingga kemungkinan potensi penyakit periodontal meningkat.

-          Estetika lebih rendah daripada all-ceramic tetapi dapat digunakan dalam situasi stres yang lebih tinggi atau pada gigi yang tidak akan memberikan dukungan yang memadai untuk restorasi all ceramic.

-          Sifatnya seperti kaca dari bahan veneer, metal-ceramic crown mengalami keretakan yang rapuh (meskipun kegagalan seperti itu biasanya dapat dikaitkan dengan desain atau fabrikasi restorasi yang buruk).

-          Sulitnya pemilihan warna yang akurat dan mengkomunikasikannya dengan dental ceramist.

-          Lebih mahal serta banyak langkah prosedural diperlukan untuk metal casting dan aplikasi porselen.

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 222-223

c)     All ceramic crown

Kelebihan

-          Lebih estetik dibandingkan dengan metal ceramic crown, tranlusensi sempurna (mirip dengan gigi asli), dan secara umum jaringan lunak respon baik terhadap crown ini

Kekurangan

-          Menurunkan strength dari restorasi karena ketiadaan penguatan dari substruktur metal.

-          Karena membutuhkan margin tipe shoulder secara melingkar shg reduksi secara signifikan dibutuhkan pada aspek proksimal dan lingual  kurang konservatif dibanding yang dibutuhkan metal ceramic crown.

-          Desain persiapan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan mekanik. Sudut cavosurface 90 derajat diperlukan untuk mencegah distribusi tegangan yang tidak menguntungkan dan untuk meminimalkan risiko fraktur.

-          Aus juga ditemukan pada permukaan fungsional dari gigi asli yang berseberangan dengan restorasi porcelain.

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 264-266

 

5.     Sementasi

Pentingnya sementasi :

o   Jika tidak dilakukan dengan cermat, bisa mengakibatkan kegagalan awal pemulihan yang dinyatakan sangat baik secara teknis.

o   Beberapa masalah yang bisa disebabkan oleh teknik sementasi yang tidak tepat: prematur oklusi, pulpitis, melonggarnya restorasi, dan karies berulang.

 

a)    Sementasi dengan resin modified- glass ionomer cement

·       Diindikasikan untuk sementasi permanen dari restorasi all-ceramic, metal-ceramic, dan all-ceramic (dengan zirkonia dan inti alumina).

·       Tidak iritasi.

·       Merangsang pembentukan dentin sekunder.

·       Ph tidak asam, sehingga tidak mengiritasi pulpa

·       Gigi yang telah di preparasi di bersihkan dengan pumice menggunakan rubber cup, ini akan meningkatkan retensi.

·       Pumice dibilas. Lalu dikeringkan dengan tekanan ringan

·       Jumlah semen yang diinginkan diletakkan pada mixing pad, diaduk dengan semen spatula selama 20 detik

·       Lapisan tipis diaplikasikan ke dalam restorasi (working time:2,5 menit)

·       Restorasi diberi tekanan ringan dengan jari dan ditahan selama 2 menit

·       Kelebihan semen dapat dihilangkan dengan scaler/explorer

·       Setting time 5 menit setelah penempatan.

b)    Sementasi dengan semen resin

C & B-Metabond (Parkell)

·       Gigi yang dipreparasi dibersihkan dengan pumice, bilas, dan keringkan.

§  Enamel dietsa selama 30 detik.

§  Gigi dibilas dan dikeringkan.

§  Dentin activator diaplikasikan pada dentin selama 10 detik, dibilas, dikeringkan.

§  4 tetes base dicampur dengan katalis, dicampur selama 5 detik.

§  Dua scoop powder dicampurkan dan diaduk selama 5-10 detik.

§  Semen diaplikasikan pada restorasi, working time 1 menit, setting time 10 menit.

 

c)     Sementasi dengan zinc phosphate semen

·       Powder diletakkan pada ujung glass slab. Pada tengah slab, teteskan 6 tetes liquid. Spatula digunakan untuk membagi bubuk menjadi sedikit demi sedikit, sekitar 3 mm di samping.

·       Sedikit tambahan dipindahkan sepanjang slab dan dicampur ke dalam cairan selama 20 detik sepanjang area yang luas.

·       Tambahkan sedikit bubuk terus menerus, dengan masing-masing dicampur selama 10 hingga 20 detik menggunakan gerakan melingkar dan menutupi area slab yang lebar.

·       Konsistensi diperiksa dengan mengangkat spatula secara perlahan. Ketika konsistensi benar, itu akan keluar sekitar 10 mm antara spatula dan slab sebelum bergerak kembali ke slab.

·       Restorasi yang bersih dan kering dengan cepat diisi dengan semen dengan instrumen kecil atau menyapu dengan brush pada permukaan bagian dalam restorasi.

·       Setelah restorasi menepati gigi, dan jika ada  gigi posterior dengan  oklusi seragam, pasien diinstruksikan untuk menerapkan gaya untuk permukaan oklusal dari restorasi oleh menggigit wafer plastik (E-Z Bite Cementation Wafers, Produk HAL) atau tongkat orangewood.

 

d)    Sementasi dengan semen polikarboksilat

·       Restorasi di cuci dan diletakkan pada alkohol untuk mencegah kontaminasi.

·       Bagian dalam cast di air-abraded untuk retensi maksimum.

·       Bagian luar cast dilapisi petrolatum untuk mencegahnya menempel.

·       Rasio powder-liquid untuk semen jenis ini adalah 1,5 bagian powder ke 1,0 bagian liquid.

·       Bubuk itu adalah diambil dengan menekan tongkat pengukur, scoop ke botol powder. Kelebihan dikurangi, dan bubuk ditempatkan di atas glass slab.

·       Liquid diambil dari syringe bertingkat dalam 1,0 mL jumlah untuk setiap ukuran bubuk, dan dicampur dengan segera.

·       Bubuk harus dimasukkan dengan cepat, dan spatulasi harus diselesaikan dalam waktu 30 detik.

·       bagian dalam casting dilapisi dengan semen.

·       Casting ditempatkan pada gigi dengan tekanan jari yang kuat.

·       Pasien diinstruksikan untuk menggigit wafer plastik atau tongkat kayu.

·       Sekitar 3 menit working time setelah 30 detik spatulasi selesai.

 

 

6.     Komunikasi Dental Lab

v  Tanggung Jawab Bersama

a.     Dokter gigi, dengan lisensi yang sesuai, harus:

o   Menyediakan laboratorium dengan instruksi tertulis yang ditandatangani yang merinci pekerjaan yang akan dilakukan dan menentukan bahan yang sesuai untuk digunakan;

o   Menyediakan laboratorium dengan impresi akurat, gips, catatan interoklusal atau pemasangan; 

o   Identifikasi margin, postdam, perbatasan, bantuan dan / atau desain palsu pada semua kasus yang diajukan; 

o   Berikan deskripsi warna, foto, gambar atau tombol warna yang paling dekat mencapai hasil yang diinginkan; 

o   Memberikan persetujuan lisan atau tertulis untuk laboratorium untuk melanjutkan pembuatan prostesis atau menyetujui modifikasi, jika diberitahukan oleh laboratorium bahwa kasus yang diajukan mungkin memiliki area yang dapat dipertanyakan atau instruksi yang tidak jelas dan menyerahkan persetujuan tertulis ke laboratorium setelah  item tersebut telah diklarifikasi; 

o   Simpan salinan instruksi tertulis untuk jangka waktu yang ditentukan oleh hukum;  (7) Ikuti protokol kontrol infeksi laboratorium yang sesuai sebagaimana diuraikan dalam pedoman pengendalian infeksi ADA.

 

b.     Laboratorium dental harus:

o   Menghasilkan prostesis gigi mengikuti instruksi tertulis yang diberikan oleh dokter gigi dan menggunakan cetakan, cetakan, catatan interoklusal atau pemasangan seperti yang disampaikan; 

o   Tinjau kasus dengan dokter gigi yang meresepkan untuk klarifikasi jika ada pertanyaan; 

o   Cocokkan tempat teduh seperti yang dijelaskan dalam instruksi asli, dalam batasan bahan yang tersedia untuk digunakan;

o   Segera beri tahu dokter gigi jika dipastikan bahwa kasus ini tidak dapat dilanjutkan;

o   Membuat prostesis tepat waktu; 

o   Beri tahu dokter gigi tentang bahan yang digunakan dalam pembuatan kasus; 

o   Ikuti protokol kontrol infeksi laboratorium yang sesuai sebagaimana diuraikan dalam pedoman pengendalian infeksi ADA.

 

v  Tanggu Jawab Dari Dokter Gigi

Dokter gigi memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk perawatan yang diberikan.  Menjelaskan banyak prosedur kepada asisten pembantu dimungkinkan jika semua informasi yang diperlukan disediakan untuk memungkinkan mereka memberikan layanan berkualitas tinggi.  Namun, kesalahan seperti preparasi gigi yang tidak mencukupi, ketidakpastian tentang lokasi margin preparasi gigi, catatan interoklusal dan artikulasi yang tidak tepat, dan ambiguitas dalam mengomunikasikan warna yang diinginkan untuk restorasi estetika akan menghambat teknisi melaksanakan tanggung jawabnya.

 

v  Otorisasi kerja

o   Gambaran umum restorasi yang akan dibuat

o   Spesifikasi bahan (mis., ADA Tipe IV emas)

o   Skema oklusal yang diinginkan

o   Desain konektor untuk FPDS

o   Desain Pontic, termasuk spesifikasi material untuk kontak jaringan

o   Substruktur  desain untuk restorasi logam-keramik

o   Informasi mengenai pemilihan warna untuk restorasi estetika

o   Desain RPD yang diajukan (jika ada). 

o   Tanggal dari janji pasien yang dijadwalkan berikutnya

 

 

a)    Oklusi

Formulir otorisasi kerja harus menunjuk lokasi kontak oklusal.  Ini harus ditentukan apakah akan terbuat dari logam atau porselen.  Secara teori, dua skema oklusal yang paling diinginkan adalah cusp-fossa dan cusp-marginal ridge.  Akan tetapi, dengan asumsi bahwa ini akan dicapai dalam setiap kasus adalah tidak realistis, karena mereka hanya dapat dicapai secara konsisten ketika gigi lawan cukup dekat dengan posisi relatif ideal (Kelas Angle I-lihat Bab 1).  Seringkali kompromi harus dilakukan, terutama ketika gigi sedang direstorasi agar sesuai dengan pertumbuhan gigi yang ada.  Misalnya, ketika molar mandibula berada dalam hubungan posterior ujung-ke-ujung buccolingual dengan antagonisnya, keputusan harus dibuat apakah akan mengembalikan gigi dalam hubungan lintas-gigitan atau apakah persiapan gigi harus dimodifikasi (penambahan tambahan dari  buccal functional cusp bevel) untuk mengakomodasi hubungan oklusal yang lebih konvensional.  Sebagai alternatif, mengembalikan gigi lawan mungkin perlu dipertimbangkan.  Jika dokter gigi telah melakukan persiapan dan waxing gigi diagnostik (lihat Bab 2), mungkin untuk meresepkan hubungan oklusal yang diinginkan dengan akurasi yang baik.  Kadang-kadang, ketika mahkota tunggal dibuat, maloklusi yang ada dapat diterima.  Ini dapat membatasi kebutuhan untuk perawatan yang lebih luas, meskipun masuk akal hanya jika gigi yang berlawanan tidak akan membutuhkan restorasi dalam waktu dekat.

 

b)    Konektor

Formulir otorisasi pekerjaan harus menentukan konektor mana yang akan dilemparkan, yang mana yang akan disolder sebelum perang, dan mana yang akan disolder paska-dinamik.  Urutan prosedur yang direncanakan harus ditunjukkan dan dibahas bila perlu atau kapan kejelasan dapat ditingkatkan.  Jika diminta konektor nonrigid, jenis konektor dan jalur penempatan yang diinginkan harus ditentukan.

 

c)     Desain Pontic dan Substruktur.

Desain Pontic dibahas pada Bab 20. Daftar periksa sederhana pada formulir otorisasi kerja harus cukup jika dokter gigi dan teknisi telah menyetujui harapan dan persyaratan yang berlaku..14 Desain substruktur logam untuk restorasi logam-keramik agak kontroversial.  Banyak teknisi percaya bahwa tidak perlu terlebih dahulu membuat kontur restorasi yang telah selesai pada lilin dan kemudian memotong area veneer.  Kami tidak setuju, dan menyajikan alasan kami di Bab 19 (Gbr 16-9).  Otorisasi harus menentukan apakah pola lilin kontur anatomi harus dikembalikan untuk evaluasi dan modifikasi yang mungkin.  Semakin kompleks upaya restoratif, semakin kritis evaluasi yang cermat pada tahap ini.  Keberhasilan jangka panjang adalah tujuannya, dan desain kerangka kerja yang tidak memadai merupakan penyebab kegagalan yang relatif umum di mana dokter gigi akan memikul tanggung jawab (walaupun seringkali menyalahkan petugas kesehatan).

 

d)    Pemilihan warna

Dengan prevalensi restorasi logam-keramik, dokter gigi dan teknisi menjadi sangat sadar akan kesulitan dalam mengkomunikasikan pemilihan warna.  Pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip ilmu warna (disajikan dalam Bab 23) dan penggunaan pewarna internal dan permukaan (dibahas dalam Bab 24 dan 30) sangat penting bagi kedua belah pihak.  Banyak dokter gigi dan teknisi telah menemukan satu gram gigi yang memungkinkan spesifikasi dari beberapa gradasi warna bermanfaat (Gbr. 16-10).  Diagram harus cukup besar untuk menunjuk suatu naungan serviks, sebuah naungan insisal, dan setiap karakterisasi individu yang berlaku.  Diagram pada sebagian besar formulir resep laboratorium pracetak tidak menyediakan ruang yang memadai (lihat Gambar 16-8), sehingga ruang lain harus tersedia.  Entri terpisah mengenai nilai atau kecerahan dapat membantu.  Saat memilih warna.  Dokter gigi harus menggunakan panduan yang sesuai dengan sistem keramik yang digunakan oleh teknisi.  Terkadang, tidak mungkin mendapatkan kecocokan dengan panduan naungan sederhana (mis., Sistem vakum Vita Lumin).  Dalam kasus tersebut panduan alternatif atau bagan distribusi warna (diuraikan dalam Bab 23) seharusnya digunakan.  Dokter gigi harus memiliki keterampilan persepsi warna yang sangat baik dan harus mampu mentransfernya secara tepat ke dalam resep tertulis yang mencakup diagram besar dan terperinci yang memungkinkan ahli keramik untuk secara akurat mereproduksi warna yang diamati dan dijelaskan oleh dokter.  Komunikasi dan kerja sama yang erat jelas diperlukan, dan uji coba penembakan porselen mungkin diperlukan.  Alternatif praktis untuk komunikasi warna tertulis adalah penggunaan kit pewarnaan berbasis resin yang disembuhkan dengan cahaya untuk menodai tab warna.  Tab peneduh yang paling cocok dipilih dan dimodifikasi menggunakan pewarnaan yang dicampur dengan resin cair.  Setelah pencocokan yang diinginkan diperoleh, resin disembuhkan dengan cahaya, dan tab yang disesuaikan dikirim ke laboratorium gigi.  Ceramist kemudian memiliki referensi aktual dan dapat membandingkan pekerjaan dan membuat modifikasi yang diperlukan, sehingga memastikan keberhasilan yang dapat diprediksi.  Jika persyaratan estetika luas atau sulit dikomunikasikan melalui cara-cara yang dijelaskan di atas, melibatkan staf laboratorium gigi dalam proses pemilihan warna mungkin bermanfaat.  ADA mengambil posisi bahwa ketika seorang dokter gigi meminta bantuan teknisi laboratorium gigi dalam proses pemilihan warna, ini bukan merupakan praktik kedokteran gigi oleh teknisi, asalkan kegiatan tersebut dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter gigi dan sesuai dengan praktik dokter gigi.  Instruksi tertulis.  Bantuan seperti itu paling tepat diberikan di kantor dokter gigi.

 

 

e)     Informasi tambahan

Informasi tambahan sering akan sangat membantu teknisi.  Referensi untuk waxing diagnostik dapat mengkomunikasikan informasi spesifik tentang panjang dan bentuk gigi yang diinginkan atau pengaturan oklusal yang diinginkan.  Tabel panduan anterior khusus (lihat Bab 2) memberikan informasi spesifik untuk diikuti karena panduan anterior dibuat dalam mahkota anterior rahang atas dan / atau mandibula.  Gips restorasi sementara sangat berharga bagi teknisi ketika ia diminta untuk membuat gigi palsu parsial dengan persyaratan estetika yang tinggi.  Mereka memberikan informasi tentang garis tengah, posisi tepi insisal, dan bentuk koronal dan merupakan cara paling praktis untuk menyampaikan informasi secara akurat ke laboratorium (Gbr. 16-11).  Waxing diagnostik memungkinkan dokter gigi untuk mengeksplorasi semua perawatan alternatif sebelum memilih program terapi.  Sementara resin dapat dibuat dan disesuaikan secara intraoral sesuai kebutuhan untuk penampilan dan fungsi optimal.  Foto berwarna dapat sangat membantu dalam menyampaikan informasi tambahan yang penting.

Sumber : Rosentiel, S. F., Land, M. F., & Fujimoto, J. 2001. Contemporary Fixed Prosthodontics, 3rd ed. St. Louis, Missouri: Mosby, Inc. Page: 418-428

 

 

 

 

 

 

B.    Bedah kasus

1.     Diagnosis

Kesimpulan dari semua informasi yg terkumpul (Anamnesis, Pemeriksaan Intra Oral dan Pemeriksaan Radiografi).

Nama : Miss Corona (25 tahun)

Keluhan:

         Gigi depan atas patah

         Gigi belakang kanan bawah ada yang disarung tapi warnanya tidak sama dengan gigi tetangganya

Anamnesis:

         Gigi tersebut sudah pernah beberapa kali ditambal tetapi lepas lagi tambalannya dan tidak bertahan lama.

         Pasien menginginkan perawatan alternatif lain

         Pasien memiliki reflek muntah yang tinggi

Pemeriksaan Intra Oral:

         21 : fraktur 1/3 mahkota

         36 : sisa akar

         44 : karies email

         Overjet dan overbite normal

         Artikulasi group function

Radiografi

         Kelainan periapikal (-)

         Fraktur belum mencapai pulpa

         Gigi 46: mahkota porcelain fused tu metal (PFM)

 

 

Maka diagnosis berdasarkan skemario :

Wanita 25 tahun, tanda vital normal, pasien reflek muntah tinggi, Riwayat dental gigi ditambal dan tidak bertahan lama dan menginginkan perawatan alternatif. keluhan utama : Fraktur 1/3 mahkota pada gigi #21 . Karies #44 email.  #36 sisa akar. Bukti radiografi negative terhadap Kelainan periapical, fraktur #21 belum mencapai pulpa, #46 PFM.

Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 19

 

2.     Prognosis

Ada 2 faktor, yaitu :

a)     Faktor umum

·       Miss Corona 25 tahun

·       Pernah ditambal beberapa kali dan tdk bertahan lama

·       Tidak memiliki kelainan periapikal

·       Faktur  mahkota (belum mencapai pulpa)

·       Tidak ada penyakit sistemik.

 

b)    Faktor lokal

·       Gigi 21 fraktur 1/3 mahkota

·       Gigi 36 terdapat sisa akar

·       Gigi 44 karies email

·       Gigi 46 terdapat PFM

·       Overjet dan overbite normal

·       Artikulasi group function

 

3.     Rencana Perawatan

Fase I (Treatment of symtoms)

·       Anamnesis

·       Pemeriksaan intraoral dan ektraoral

·       Evaluasi hasil rontgen

·       Informasi cukup à Diagnosis

·       Edukasi pasien

Fase II (Stabilization of deteriorating condition)

·       Menghilangkan etiologi

·       kombinasi saran diet

·       Perawatan periodontal à control OHIS, kontrol plak

·       Perawatan floride

·       Edukasi untuk menerapkan kebersihan mulut dirumah

·       gigi 44 : Perawatan konservatif à lesi karies

Fase III (Definitive therapy)

·       Oral surgery : Gigi 36 à ekstraksi à bridge

·       Perawatan periodontal

·       Gigi 21 : memperbaiki prostodontik à membuat model  à cetak model

·       Penyesuaian oklusal

·       Restorasi anterior à gigi 21 di preparasi

·       gigi 21 digunakan gtc sementara à menunggu cetakan selesai dari dental lab à gtc sementara dilepas à memasang metal-ceramic crown

Fase IV (Follow up)

·       Recall untuk memantau kesehatan gigi, mengidentifikasi tanda-tanda penyakit sejak dini, dan memulai tindakan korektif


 

4.     Bahan Material Cetak

·       Elastic (hidrokoloid)

a.     Alginat

Alginat merupakan material yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. alginat digunakan untuk membuat cetakan pada gigi tiruan sebagian lepasan dengan clasp, cetakan awal untuk gigi tiruan lengkap, ortodontik dan studi model. Akan tetapi, alginat ini kurang cukup akurat untuk fixed partial denture

(Sumber: O’brien 2002. dental material and their selection.3rd ed)

Alginat memiliki beberapa jenis sediaan. Bentuk yang paling populer adalah bentuk bubuk alginat ditambah air. Bentuk lain dari alginat adalah bentuk pasta alginat. Pasta alginat ini memiliki beberapa tipe berdasarkan viskositas, yakni viskositas tinggi (tray viscosity) dan viskositas rendah (syringe viscosity). Sediaan pasta lebih akurat dan waktu gelasi lebih cepat dibanding sediaan bubuk.

Kelebihan alginat :

·       Mudah dimanipulasi dan digunakan

·       Waktu setting cukup cepat, tapi dapat diatur dengan mengontrol jumlah air yang digunakan. Air yang lebih dingin bisa digunakan jika waktu kerja yang lebih lama diinginkan. Variasi waktu pengaturan juga tergantung pada jumlah air

·       Tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi

·       Harganya murah

Kekurangan Alginat:

·       Mudah koyak jika terdapat undercut pada model.

·       Memiliki dimensional yang relatif kurang stabil.

·       Karena hidrofilik, rentan terkontaminasi kelembaban.

·       Hasil cetak kurang akurat jika dibandingkan dengan elastomer.

Sumber: Nandini et al. Review Article : Alginate Impression. A Practical Perspective. Journal of Conservative Dentistry. Page: 37-41

b.     Agar

Agar adalah sejenis polisakarida yang diperoleh dari rumput laut. Ini adalah hidrokoloid reversibel yang dihasilkan melalui transisi sol-gel dibawah pengaruh suhu, sehingga memiliki sifat thermogelling yang luar biasa. Agar memberikan akurasi tinggi yang membuatnya efektif untuk digunakan pada crown dan bridge (prostodontik cekat).

Sumber: Khurshid, Zohaib., dkk. 2019. Advanced Dental Biomaterial. 1st Edition. United Kingdom: Woodhead Publishing, Elsevier Science and Technology. Page: 201

Kelebihan Agar:

·       Hidrofilik.

·       Tingkat akurasi tinggi.

·       Dapat digunakan kembali.

·       Tidak beracun.

·       Tidak menyebabkan stain.

·       Tidak berbau

·       Memiliki toleransi yang baik terhadap pasien

·       Kemampuan untuk mencetak daerah undercut dengan benar

Sumber:

1.     Sanjay Madhavan et al. A Review on Hydrocolloids-Agar and Alginate. J. Phram. Sci and Res. Vol 7 (9), 2015, 704-707

2.     Impression Materials – Agar – My Dental Technology Notes dental material journal 2018

 

Kekurangan Agar:

·       Langkah prosedural yang kompleks

·       Biaya awal yang signifikan untuk hardware

·       Mudah robek

·       Harus segera dituangkan

·       Secara dimensi tidak stabil

·       Hanya dapat digunakan untuk single cast

Sumber :

1.     Khurshid, Zohaib,  dkk. 2019. Advanced Dental Biomaterial, 1st ed. Cambridge,  United Kingdom: Woodhead Publishing,  ltd. Elsevier Science and Technology.  Page: 201-202

2.     O'Brien, WJ. 2002. Dental Material and Their Selection, 3rd ed. Illinois: Quintessence Publishing, Co. Inc

·       Non-Aqueous Elastomer

a.     Polisulfida

Polysulfide adalah elastomer yang dikenali metacaptan. Bahan polisulfida terdiri dari cairan polimer dan inert filler. Apabila kedua bahan ini dicampurkan maka akan meningkatkan viskositas sehingga menjadi bahan cetak yang elastik.

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics.

Polysulfide merupakan material impressions elastomer pertama yang diperkenalkan, yang juga dikenal sebagai Mercaptan atau Thiokol. Polysulfides juga merupakan bahan-bahan yang berguna untuk multiple impressions ketika dibutuhkan waktu yang ekstra. Polysulfides banyak digunakan untuk aplikasi fixed partial denture, dimana material ini memiliki akurasi yang tinggi dan biaya yang relatif rendah.

Sumber: Manappallil, John J. Basic Dental Materials. New Delhi : Jaypee. 2nd Ed. page : 67-69

                                    Kelebihan Polisulfida

·       Stabilitas yang lebih baik daripada hidrokoloid.

·       Memiliki gambaran radiopak pada radiografi.

·       Pengecoran dapat dilakukan selama 1 jam atau kurang setelah pencetakan.

·       Tersedia dalam tube

·       Working time yang lama

·       Setting time nya lama

·       Resistensi yang tinggi terhadap sobekan

·       Lebih murah untuk digunakan

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics

Kekurangan Polisulfida

·       Hidrofobik sehingga permukaan mulut harus kering dan tidak ada kelembaban

·       Dapat tersangkut dalam subgingiva

·       Perubahan dimensi apabila pengecoran lebih dari 1 jam setelah pencetakan,yaitu biasanya hasil yang ditemui adalah lebih lebar dan lebih pendek dari preparasi gigi yang asli

·       Memungkinkan terjadi distorsi

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics.

 

 

b.     Polyether

Bahan cetak polieter dikembangkan di Jerman pada pertengahan 1960-an, memiliki mekanisme polimerisasi yang berbeda dengan elastomer lainnya. Reaksi setting untuk bahan ini adalah melalui polimerisasi kationik dengan membuka cincin terminal etilen imin reaktif untuk menyatukan molekul tanpa pembentukan produk samping. Bahan-bahan ini bersifat hidrofilik, memungkinkan digunakan di lingkungan yang lembab. Sifat pembasah (wetting) yang baik juga memungkinkan gypsum dibuat lebih mudah. Bahan cetak polieter yang lebih baru sedikit lebih fleksibel daripada produk lama, membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan dari mulut.

Sumber : Arqoub M. A., Rabi T, Arandi N. Z. Dental Impression Materials in Prosthodontics : An Overview for the General Dentist. 2018;(5):21-23

Kelebihan dari Polyether pada GTC:

·       Tingkat pemulihan elastisnya tinggi

·       Tingkat fleksibilitas saat pelepasan rendah ke sedang

·       Kekuataan sobeknya sedang

·       Wettability (wetting) oleh gypsum sangat bagus

·       Material ini hidrophilik,yang membuat bahan ini dapat digunakan dalam lingkungan yang basah.

·       Material/bahan impression polyether yang lebih baru sekarang lebih fleksibel dan lebih mudah saat dikeluarkan dari mulut.

·       Material ini tersedia dalam viskositas rendah,sedang,dan tinggi

Sumber: Punj A,Bompolaki D,Garaicoa J.Dental Impression Material and techniques,Dent Clin North Am,2017;61 (4) 781

 

 

Kekurangan dari polyether :

·       Polyether yang memiliki sifat kaku dan waktu kerja yang relative singkat

·       Polyether yang mudah menyerap air dapat mengeras cepat dalam keadaan panas dan lembab, sehingga dapat menghilangnya molekul kecil dari bahan yang mengeras dan mempengaruhi kestabilan dimensi cetakan dan mengubah dimensi yang signifikan.

Sumber: Annusavice, Kenneth J., Chiayi Shen, H. Raph Rawls. 2013. Phillips Science of Dental Material 12th Ed. Elsevier : St. Louis. P : 161.

 

5.     Tahapan Perawatan

Sementasi Temporary Crown

Daftar temporary semen dan pengunaannya sesuai urutan kekuatan yang semakin meningkat :

·       Campuran non-setting dari petroleum jelly dan bubuk zinc oxide - digunakan untuk waktu yang singkat diantara janji . Cth : untuk sementasi temporary crown ketika gigi di preparasi dan di cetak di pagi hari dan provisional crown di pasangkan dengan semen yang lebih kuat di siang hari.

·       Semen temporary crown dan brige dengan modifikasi proporsi yang tinggi untuk mengurangi kekuatan - digunakan ketika beberapa temporary crown digunakan besamaan,, memberikan retensi keseluruhan yang cukup besar; mungkin dilakukan meskipun mahkota permanen akan terpisah.

·       Unmodified temporary crown dan bridge sement - digunakan untuk complete crown tunggal yang akan ditempatkan selama 2-3 minggu. Kebanyakan material menandung eugenol yang mana akan didapat setelah preparasi gigi. Jika teknik bonding adhesive digunakan untuk final crown makan semen non-eugenol haris digunakan.

·       Polycarboxylat dan zinc fosfat semen - digunakan dengan temporary crown yang kurang pas, sebagi contoh alumunium temporary crown, atau dimana temporary crown sudah bertahan dalam waktu yang lama, sebagai contoh laboratory-made provisional crown yang dipasang selama perawatan orto atau perawatan periodontal.

 

Setelah temporary crown disemenkan, penting untuk membersihkan kelebihan semen, jika tidak akan menyebabkan iritasi pada margin gingiva dan retensi plak yang akan menyebakan inflamasi gingiva.

Impression Material

Silicon Impression Material

Banyak perusahaan mensupply addition-curing silicon dalam viskositas yang berbeda yaitu putty, heavy-body, regular, light-body dan wash. Ini berarti bahwa berbagai macamc teknik boleh dikombinasikan dengan material dengan atau tanpa special trays. Light-body material biasanya dimasukkan ke preparasi melalui automix gun / syringe dan medium/heavy-body baik dicampur di second gun atau pada pads/bantalan dan ditempatkan di tray. Putty diadon/diremas dengan tangan.

Automix gun digunakan dengan lubang keluar yang sangat halus yang memiliki beberapa keuntungan dalam menempatkan light-body material di sekitar preparasi. Material tersebut dicampur secara menyeluruh tanpa gelembung udara, dan campuran tersebut sangat segar ketika diaplikasikan pada preparasi gigi. Dengan light- dan heavy-body material dicampur di pads, perawat gigi biasanya mencampur 1 material dan drg mencampur yang lainnya. Waktu dari dua campuran, saat proses penyuntikan dan pengeringan dan mengisolasi preparasi membutuhkan koordinasi yang sangat baik, dan campuran material light-body mungkin mulai set sebelum benar ditempatkan di tempatnya. Dengan sistem automix, dokter gigi merawat gigi yang sudah dipreparasi dalam keadaan kering dan terisolasi dan mulai menyuntikkan bahan light-body pada titik di mana perawat memuat tray. Bagaimanapun, beberapa operator menemukan bahwa automix gun terlalu besar dan kaku dan mereka lebih memilih untuk menggunakan disposable syringe yang lebih kecil.

Silikon tidak membasahi preparasi gigi dengan baik. Sebagai kompensasi, sangat bersih untuk digunakan. Reaksi toksik dan alergi belum dilaporkan. Impression material hidrofilik tersedia yang tidak begitu rentan terhadap keberadaan uap air/moisture.

Removing Temporary Crown

Pada pertemuan berikutnya mahkota sementara perlu dicabut dari gigi yang telah dipreparasi. Dengan semen yang lemah, ini harus mudah dengan tekanan lembut yang diaplikasikan pada margin dengan axcavator atau instrumen serupa. Mahkota yang lebih tebal dan pas mungkin lebih baik dibelah melalui daripada risiko merusak margin. Kadang-kadang mungkin melakukan ini tanpa perlu anestesi lokal.

Sebelum melepaskan mahkota sementara, mahkota permanen harus diperiksa pada model untuk mengonfirmasi bahwa itu sudah ditentukan.

Percobaan Permanen Crown

A. Safety Precaution

Benda-benda kecil yang licin seperti mahkota cenderung lepas dari jari yang memakai handscoon, terutama saat basah. Mereka bahkan lebih rentan untuk lepas dari penjepit, yang seharusnya tidak pernah digunakan.

Bahaya menjatuhkan mahkota ke tenggorokan pasien. Jika terhirup, ini adalah darurat medis yang serius dan pasien harus segera dibalik dan didorong untuk batuk. Jika ini tidak berhasil, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mengambil mahkota tersebut.

Berbagai tindakan pencegahan yang mungkin :

·       Dengan latihan dan pengalaman, dimungkinkan untuk mengontrol inlay dan mahkota kecil dengan menjaga sarung tangan tetap kering dan gigi tetap terisolas. Satu jari harus dijaga di belakang mahkota setiap saat. Seorang perawat gigi yang kompeten dengan aspirator volume tinggi harus siap.

·       Bungkusan kasa atau spons dapat diletakkan di belakang area tempat mahkota dicoba. Ini secara teoritis adalah ide yang bagus, tetapi dengan beberapa pasien iritasi di bagian belakang mulut membuat mereka secara sadar menekan refleks batuk sehingga jika benda asing turun di belakang paket, risiko menghirup daripada menelan dapat meningkat.

·       Pasien mungkin mendapatkan perawatan dalam posisi tegak dan disuruh mencondongkan tubuh ke depan, jika crown terjatuh, dan batukkan.

·       Dalam beberapa kasus disarankan untuk mencoba menggunakan rubber dam, tetapi sulit untuk menilai margin jika clams digunakan, dan tidak mungkin untuk menilai hubungan ginggiva atau oklusi. 

 

B. Prosedur Cek

Bagian logam dari mahkota logam-keramik dapat dicoba sebelum porselen ditambahkan dan kemudian kembali ke laboratorium dan dicoba lagi dengan porselen sebelum akhirnya disemen. Pada tahap uji coba, pemeriksaan berikut harus dilakukan, bersama-sama dengan penyesuaian yang diperlukan.

Memeriksa dan Menyesuaikan Kecocokan

Kecocokan marginal diperiksa dengan mata atau dengan probe tajam.  Overhanging margins (positive ledges) dan deficiencies (negative legdes) mungkin terjadi. Setelah memeriksa semen sementara yang ditahan atau jaringan gingiva yang terperangkap, gaya tempat duduk yang lebih kencang harus diterapkan, dan jika celah tetap ada, titik kontak harus diperiksa dengan benang gigi. Jika, setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan, mahkota masih tidak terpasang. itu harus dihapus dan permukaan fit diperiksa. Jika itu logam, tanda burnishing pada dinding aksial dapat menunjukkan di mana mahkota mengikat. Ini ditumbuk ringan dengan bur atau batu dan mahkota dicoba.

Jika ada beberapa perbaikan tetapi tidak menyelesaikan tempat duduk, permukaan yang pas harus digiling dan diulang ringan. Jika tidak ada tanda burnish yang muncul, kemungkinan argin atau permukaan oklusal mencegah tempat duduk lengkap. Penyebab umum adalah mati sedikit terlalu dipangkas. Jika bagian dalam permukaan oklusal dicurigai, mengungkapkan lilin (lilin yang sangat lembut) dilebur ke dalam mahkota, yang duduk sebelum lilin ditetapkan. Ketika mahkota dilepaskan, bintik-bintik tinggi akan terlihat sebagai perforasi lilin buram.

Suspensi serbuk halus dalam semprotan aerosol atau grafit koloid yang dicat juga digunakan untuk menunjukkan di mana mahkota yang rapat mengikat, tetapi mereka merupakan bahan yang sangat tidak rapi.

Jika ada celah di sekitar hanya satu bagian mahkota, itu mungkin duduk tidak rata karena titik kontak yang ketat; jika tidak, kesan atau mati mungkin telah terdistorsi.

Legde positif harus disesuaikan sampai probe melewati dengan lancar dari gigi ke mahkota tanpa tangkapan. Langkan negatif adalah masalah yang lebih besar dan seringkali berarti bahwa mahkota harus dibuat ulang.

Cek Retensi

Mahkota seharusnya tidak terasa kencang. Mahkota untuk persiapan panjang dengan lancip optimal, yang akan memiliki retensi yang sangat baik ketika disemen, dapat dengan mudah melepaskan persiapan saat dicoba. Perasaan kencang adalah hasil dari kekasaran yang tidak perlu dari persiapan atau cetakan yang telah terdistorsi. Ketat pas bukan uji retensi yang andal, dan mahkota yang ketat mungkin lebih sulit disemen, sehingga menghasilkan margin terbuka.

Mahkota harus diuji untuk kecenderungan miring atau berputar ketika diayun dari sisi ke sisi. Gerakan pivot kecil menunjukkan bahwa mahkota tidak sepenuhnya duduk dan bergoyang tentang titik kontak atau pada titik tinggi di permukaan yang pas - dalam hal ini margin harus diperiksa lagi.

Atau, ada terlalu banyak spa antara mahkota dan gigi. Ini mungkin karena penggunaan yang berlebihan dari relief (spacer pernis yang dicat pada die, menghindari margin), casting yang diperluas atau yang telah memiliki permukaan yang pas.

Memeriksa dan Menyesuaikan Kontak Point dan Axial Kontur

Benang gigi harus digunakan untuk memeriksa bahwa titik kontak tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Kontak yang ketat dapat sedikit dihaluskan sedikit demi sedikit dan dipoles; setiap kekurangan dalam porselen harus ditambahkan porselen lebih banyak.

Kontur bukal dan lingual tidak boleh terlalu bulat, area marginal harus sejalan dengan permukaan gigi untuk mengurangi retensi plak dan permukaannya harus terlihat alami. Sekali lagi, penyesuaian dapat dilakukan dengan menghapus atau menambahkan bahan dan memoles ulang atau kaca.

Memeriksa dan Menyesuaikan Bayangan

Nuansa yang sedikit terlalu terang (kroma terlalu rendah) dapat digelapkan dengan menambahkan pewarnaan warna yang tepat dan menembakkan kembali. Sisa juga dapat digunakan untuk menambahkan karakteristik yang hilang seperti garis retak atau area berbintik-bintik. Namun, jika rona dasarnya salah atau kromanya terlalu tua, atau kesalahan terletak pada colous dari bahan inti buram atau porselen 'dentin', sering tidak mungkin untuk mengubah naungan secukupnya. Mahkota harus dibuat ulang jika itu adalah mahkota keramik atau porselen yang dilepas dan diganti jika itu adalah mahkota logam-keramik.

Memeriksa dan Menyesuaikan Oklusi

Jika reduksi diperlukan, ketebalan permukaan oklusal diperiksa dengan kaliper pembesar.

Sementasi

Ketika semua pemeriksaan dan penyesuaian selesai, mahkota disemen secara permanen. Dimungkinkan untuk membuat semen permanen sementara untuk memungkinkan pasien menilai untuk penampilan dan fungsi. Jika ini dilakukan, semen sementara harus dipilih sehingga mahkota dapat dengan mudah dilepas tanpa merusaknya. Biasanya semen sementara yang dimodifikasi sangat banyak digunakan dan pasien hanya pergi dengan ini untuk waktu yang singkat untuk mengurangi risiko jatuhnya mahkota.

GIC luting cement : Ini melekat pada dentin dan enamel, larut dalam fluoride dan relatif tidak menyebabkan iritasi pada pulpa. Namun, ia memiliki kelarutan yang lebih tinggi di antara semen lainnya. Ini tersedia dalam bentuk kapsul sehingga konsistensi campuran yang tepat selalu tercapai.

Teknik Sementasi

·       Persiapkan Crown

      Crown harus sepenuhnya bersih dari bekas polish, wax, saliva, dll. Pembersihan terbaik meggunakan ultrasonic cleaning bath, atau jika tidak tersedia bisa di goson dengan sikat gigi dan detergent. Lalu keringkan

·       Persiapkan gigi

      Gigi di bersihkan dengan semprotan air dan dikeringkan dengan udara yang lembut; jangan terlalu kering, karena dapat merusak pulpa dengan pengeringan. Pencucian dan pengeringan harus dibiarkan sampai menit terakhir untuk menghindari kontaminasi permukaan oleh air liur atau eksudat gingiva.

·       Campur dan terapkan semen

      Semen dioleskan ke bagian berlubang. Dengan mahkota yang lengkap, ini adalah permukaan yang pas dari mahkota, sementara dengan tiang itu adalah lubang pasak di gigi. Ketika bagian yang berlawanan dimasukkan ke dalam lubang, semen melapisinya dan diekstrusi dari pinggiran. Jika permukaan lain dilapisi dengan semen, misalnya persiapan gigi untuk mahkota yang lengkap, permukaannya bisa terkikis ketika mahkota duduk, dan sebagian permukaan dibiarkan telanjang. Dinding lubang pos dapat dilapisi menggunakan rotary paste filler atau file.

      Tidak ada yang diperoleh dengan melapisi kedua permukaan. Waktu hilang, sehingga semen menjadi lebih kental pada saat mahkota duduk, menghasilkan lapisan semen yang lebih tebal. Seluruh permukaan harus dilapisi dengan cepat dengan banyak semen surplus. Setiap manfaat yang mungkin diperoleh dengan menerapkan lapisan semen yang tipis, bahkan hilang melalui waktu ekstra yang diambil untuk mencapai ini, dengan semen mulai mengatur dan semakin tebal.

 

·       Masukkan crown

      Mahkota harus duduk dengan cepat dan ditekan ke rumah dengan kekuatan yang kuat dan terus-menerus untuk mengusir semua kelebihan semen dari margin. Tekanan dapat diterapkan oleh operator atau pasien yang menggigit prop yang sesuai, seperti gulungan kapas. Tekanan harus dijaga dan area dijaga tetap kering dengan gulungan kapas atau bantalan penyerap dan aspirasi sampai semen telah terpasang. Kelebihan semen juga dibiarkan sampai set selesai dan kemudian dihapus.

 

Instruksi dan Perawatan Kebersihan Mulut oleh Pasien

Tahap terakhir dan penting adalah untuk mengajarkan pasien cara membersihkan dan memelihara mahkota, dan khususnya bagaimana Anda membersihkan area marginal. Benang gigi dan teknik sikat gigi yang tepat harus disarankan.

Beberapa pasien sudah memiliki kebersihan mulut yang sangat baik, dan terlalu banyak penekanan pada pentingnya membersihkan gigi yang dimahkotai dapat menyebabkan pembersihan yang terlalu antusias, menyebabkan kerusakan pada jaringan gingiva atau gigi.

Recall, Penilaian, Pemeliharaan dan Perbaikan

Assesment/Penilaian

Penilaian sistematis semua mahkota harus dilakukan pada setiap pemeriksaan penarikan. Ini harus mencakup evaluasi faktor-faktor berikut:

·       Oral Hygiene

      Tingkat plak dan inflamasi gingiva di sekitar crown harus dibandingkan dengan gigi serupa di tempat lain di mulut. Jika gigi mahkota lebih buruk, alasannya harus diselidiki dan ditangani. Dalam kasus apa pun, jika ada, penyakit periodontal harus diobati.

·       Margins

      Margin crown harus dinilai untuk + dan  - ledges dan gaps, dan margin preparasi harus dinilai untuk karies sekunder dan tanda pemakaian abrasif/aus.

·       Struktur crown

      Ini harus dinilai untuk fraktur dan  aus, termasuk perforasi oklusal.

·       Penampilan

      Penampilan mahkota atau gigi yang berdekatan mungkin telah berubah sejak dipasang. Setiap perubahan harus dinilai sebagai dapat diterima atau tidak dapat diterima. Dalam kasus terakhir mahkota biasanya harus diganti: selain dari penggilingan, sedikit yang dapat dilakukan untuk mengubah penampilan mahkota setelah disemen.

·       Radiograf

      Radiografi periapikal hanya perlu diambil jika ada tanda-tanda kegagalan atau gejala dari gigi. Radiografi skrining rutin untuk karies harus diambil untuk mahkota dan untuk sisa gigi pada frekuensi yang ditentukan oleh penilaian biasa tingkat risiko karies pasien.

 

 

 

 

 

 

DK 1 SK 1 BLOK 12

 

A.    ISTILAH ASING

1.     Porcelain fused to metal: restorasi mahkots yang menggabungkan bahan, di mana kekuatan berasal dari metal dan estetisnya dari porselen.

2.     Artikulasi group function: terjadinya kontak gigi ketika laterotrusif antara gigi rahang atas dan bawah dari gigi caninus sampai gigi molar bagian  mesial

 

B.    IDENTIFIKASI MASALAH

Nama : Miss Corona (25 tahun)

Keluhan:

·       gigi depan atas patah.

·       gigi belakang kanan bawah ada yang disarung tapi warnanya tidak sama dengan gigi tetangganya

Anamnesis:

·       Gigi tersebut sudah pernah beberapa kali ditambal tetapi lepas lagi tambalannya dan tidak bertahan lama.

·        pasien menginginkan perawatan alternatif lain.

·       pasien memiliki reflek muntah yang tinggi.

Pemeriksaan Intra Oral:

·       21 : fraktur 1/3 mahkota

·       36 : sisa akar

·       44 : karies email

·       Overjet dan overbite normal

·       Artikulasi group function

Pemeriksaan penunjang:

(Rontgen)

1.     Kelainan periapikal (-)

2.     Fraktur belum mencapai pulpa

3.     Gigi 46: mahkota porcelain fused tu metal (PFM)

 

C.    ANALISIS MASALAH

1.     Apa yang menyebabkan tambalan pada pasien tidak bertahan lama?

2.     Apa yang menyebabkan warna gigi yang disarung tidak sama dengan gigi tetangganya?

3.     Bagaimana caranya agar tambalan terserbut dapat bertahan lama?

4.     Material pencetakan apa yang cocok digunakan apabila pasien memiliki reflek muntah yang tinggi?

5.     Jenis mahkota apa yang dapat memperbaiki fraktur 1/3 mahkota agar tambahan tidak terlepas lagi dan memiliki estetika baik untuk gigi anterior?

6.     Apakah tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum melakukan perawatan prostetik ?

7.     Apa definisi dan bagian bagian dari mahkota tiruan penuh?

8.     Bagaimana indikasi penggunaan mahkota tiruan  penuh?

9.     Apa saja jenis-jenis mahkota tiruan penuh?

10.  Bagaimana perawatan untuk gigi 46 yang memiliki warna yang tidak sama dengan gigi tetangganya?

11.  Bagaimana prinsip tahapan preparasi untuk pembuatan mahkota tiruan penuh?

12.  Apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis2 mahkota tiruan penuh ?

13.  Bagaimana tahapan perawatan pada kasus sesuai skenario?

14.  Bagaimana komunikasi dental lab dalam pembuatan gigi tiruan cekat?

15.  Apa material sementasi yang digunakan untuk mahkota tiruan penuh dan cara sementasi nya?

16.  Apa diagnosis, rencana perawatan dan prognosis yang tepat berdasarkan kasus?

 

 

 

 

 

 

D.    STRUKTURISASI

E.    LEARNING OBJECTIVE

A.    Mahkota tiruan penuh

1.     Definisi

2.     Jenis

3.     Indikasi dan kontra indikasi

4.     Kelebihan dan kekurangan

5.     Sementasi mahkota tiruan cekat

6.     Komunikasi dental lab

B.    Bedah kasus

1.     Diagnosis

2.     Prognosis

3.     Rencana perawatan

4.     Bahan material cetak

5.     Tahapan Perawatan

 

 

 

 

 

A.    Mahkota Tiruan Penuh

1.     Definisi

Yaitu mahkota tiruan yang memperbaiki seluruh permukaan mahkota gigi. Mahkota tiruan penuh ini digunakan pada gigi yang restorasinya membutuhkan retensi maksimum.

 

Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 346

 

2.     Jenis

Jenis-jenis pada mahkota tiruan penuh, yaitu:

1.     Full-metal crown

2.     Metal-ceramic crown (porcelain-fused-to-metal)

3.     Full-ceramic crown

 

1.     Full-metal crown

·       Dipertimbangkan untuk pasien yang membutuhkan restorasi untuk gigi posterior yang telah rusak parah.

·       Digunakan ketika semua permukaan axial gigi posterior telah ter dekalsifikasi atau karies atau sebelumnya telah diresotorasi. Dengan mengikat (tying) bersamaan struktur gigi yang tersisa, full-metal crown dapat memperkuat dan mendukung gigi. Tetapi juga dapat melemahkan daripada memperkuat struktur gigi yang tersisa ketika telah terjadi kerusakan yang parah sebelumnya pada bagian tengah gigi. Namun, preparasi untuk full-metal crown ini lebih sedikit terjadi kerusakan daripada metal-ceramic atau full-ceramic crown

·       Full-metal crown digunakan dengan menutuo seluruh dinding axial dan permukaan oklusal pada gigi

 

 

 

Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 347.

Contemporary Fixed Prosthodontic. 5th ed. p: 209.

 

2.     Metal-ceramic crown (porcelain-fused-to-metal)

·       Restorasi ini memberikan hasil estetika yang dapat diprediksi, dengan sifat-sifat fisik yang baik

·       Metal-ceramic crown memiliki kekuatan yang lebih besar dari restorasi yang terbuat dari keramik saja.

·       Terdiri dari complete-coverage metal crown (atau substruktur) yang di veneer dengan lapisan porselen yang menyatu untuk menyerupai penampilan gigi yang asli.

·       Dibandingkan dengan full-metal crown, kesuksesan preparasi metal-ceramic crown ini membutuhkan pengurangan jaringan gigi yang cukup banyak untuk substruktur logam yang akan di veneer dengan peroselen.  Dimana hanya dengan ketebalan yang cukup, yang dapat menutupi warna gelap dari substruktur logam dan veneer dapat menyerupain penampilan gigi asli

·       Veneer porselen harus memiliki ketebalan minimum tertentu untuk mendapatkan hasil estetika yang baik.

Contemporary Fixed Prosthodontic. 5th ed. p: 222.

3.     Full-ceramic crown

·       Full-ceramic crown berbeda dari restorasi veneer semen lainnya karena ini tidak dituang dalam emas atau logam lainnya

·       Full ceramic crown mampu menghasilkan efek estetika yang sangat bagus dari semua restorasi gigi. Namun, karena seluruhnya terbuat dari ceramic, bahan yang rapuh, maka lebih rentan patah

·       Preparasi untuk jenis mahkota ini harus dibiarkan selama mungkin untuk memberikan dukungan maksimal pada porselen

·       Posisi gigi pada lengkung rahang, faktor yang berkaitan dengan oklusi, dan bentuk morfologi dari gigi perlu dipertimbangkan pada restorasi full-ceramic crown

·       Full-ceramic crown cocok digunakan pada gigi incisivus. Jika digunakan pada gigi lain, pasien harus tau jika ada peningkatan resiko patah

·       Gigi dengan mahkota cervical yang pendek juga memiliki resiko yang tinggi karena mereka tidak memiliki panjang preparasi yang cukup untuk mendukung permukaan lingual dan incisal dari restorasi.

 


Shillingburg, Herbert T. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. 4th Ed. Illinois: Quintessence Publishing. p: 379.

3.     Indikasi dan Kontraindikasi

a)    Full metal crown

Indikasi :

-          Gigi posterior yang semua permukaan aksial sudah karies, beban kunyah besar, tidak memerlukan estetik.

Kontraindikasi :

-          Pada pasien yang karies tidak terkendali.

 

Sumber : Herbert T. shillingburg, Jr, DDS. Fundamental fixed prosthodontics 4th edition. Oklahoma city, okhlahoma. Page 347- 352.

 

b)    Metal ceramic crown

Indikasi :

-          Gigi yang membutuhkan cakupan lengkap dan yang kebutuhan estetiknya signifikan (mis., Gigi anterior).

-          Untuk protesa gigi tetap jangka panjang.

Kontraindikasi :

-          Gigi yang memiliki karies aktif / Penyakit periodontal yang tidak diobat.

-          Ruang pulpa yang besar.

 

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 222

 

c)     All ceramic crown

Indikasi :

-          Area dengan kebutuhan estetika yang tinggi, dimana restorasi yang lebih konservatif tidak memadai. Biasanya seperti gigi yang mengalami karies pada area fasial, proksimal, atau keduanya dan tidak mungkin dengan hanya menggunakan restorasi resin komposit.

-          Keadaan gigi relatif utuh dengan struktur koronal yang cukup menahan restorasi, terutama area insisal.

-          Karena kelemahan relatif dari restorasi, maka beban oklusal harus didistribusikan dengan baik.

 

 

Kontraindikasi :

-          Apabila memungkinkan dengan restorasi yang lebih konservatif.

-          Untuk molar solusi terkuat adalah tetap dengan metal casting, yang bisa saja dilapisi material cerac apabila terlihat ketika pasien tersenyum.

-          Jika pemuatan oklusal tidak menguntungkan, tidak memungkinkan untuk memberikan dukungan yang memadai atau lebar margin shoulder minimal 1 mm secara melingkar, restorasi logam-keramik harus dipertimbangkan.

-          Gigi dengan mahkota klinis pendek sering tidak menawarkan dukungan yang memadai untuk all ceramic.

 

 

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 264-266

 

 

4.     Kelebihan dan Kekurangan

a)    Full metal crown

Kelebihan :

-          Dapat mengantikan struktur gigi yang hilang.

Kekurangan :

-          Tidak dapat melindungi gigi terhadap penyebab biologis karies.

Sumber : Herbert T. shillingburg, Jr, DDS. Fundamental fixed prosthodontics 4th edition. Oklahoma city, okhlahoma. Page 347- 352.

b)    Metal ceramic crown

Kelebihan :

-          Metal-ceramic crown lebih tahan lama daripada all-ceramic crown. Substruktur logam yang lebih kuat sehingga mampu memperkuat bahan rapuh.

-          Dapat berfungsi sebagai retainer untuk gigi tiruan cekat sebagian karena substruktur logamnya dapat mengakomodasi cast dan konektor solder sedangkan restorasi all ceramic tidak dapat mengakomodasi untuk removable prostesis.

-          Aspek complete-coverage dari restorasi sehingga memudahkan kita saat mengoreksi bentuk aksial.

-          Secara umum, tingkat kesulitan preparasi metal-ceramik sebanding dengan preparasi gigi posterior untuk mahkota tuang lengkap.

Kekurangan :

-          Preparasi metal-ceramic crown membutuhkan reduksi gigi yang signifikan untuk menyediakan ruang yang cukup untuk bahan restoratif.

-          Untuk mencapai estetika yang lebih baik, facial margin restorasi anterior sering ditempatkan di subgingiva sehingga kemungkinan potensi penyakit periodontal meningkat.

-          Estetika lebih rendah daripada all-ceramic tetapi dapat digunakan dalam situasi stres yang lebih tinggi atau pada gigi yang tidak akan memberikan dukungan yang memadai untuk restorasi all ceramic.

-          Sifatnya seperti kaca dari bahan veneer, metal-ceramic crown mengalami keretakan yang rapuh (meskipun kegagalan seperti itu biasanya dapat dikaitkan dengan desain atau fabrikasi restorasi yang buruk).

-          Sulitnya pemilihan warna yang akurat dan mengkomunikasikannya dengan dental ceramist.

-          Lebih mahal serta banyak langkah prosedural diperlukan untuk metal casting dan aplikasi porselen.

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 222-223

c)     All ceramic crown

Kelebihan

-          Lebih estetik dibandingkan dengan metal ceramic crown, tranlusensi sempurna (mirip dengan gigi asli), dan secara umum jaringan lunak respon baik terhadap crown ini

Kekurangan

-          Menurunkan strength dari restorasi karena ketiadaan penguatan dari substruktur metal.

-          Karena membutuhkan margin tipe shoulder secara melingkar shg reduksi secara signifikan dibutuhkan pada aspek proksimal dan lingual  kurang konservatif dibanding yang dibutuhkan metal ceramic crown.

-          Desain persiapan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan mekanik. Sudut cavosurface 90 derajat diperlukan untuk mencegah distribusi tegangan yang tidak menguntungkan dan untuk meminimalkan risiko fraktur.

-          Aus juga ditemukan pada permukaan fungsional dari gigi asli yang berseberangan dengan restorasi porcelain.

Sumber : Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 264-266

 

5.     Sementasi

Pentingnya sementasi :

o   Jika tidak dilakukan dengan cermat, bisa mengakibatkan kegagalan awal pemulihan yang dinyatakan sangat baik secara teknis.

o   Beberapa masalah yang bisa disebabkan oleh teknik sementasi yang tidak tepat: prematur oklusi, pulpitis, melonggarnya restorasi, dan karies berulang.

 

a)    Sementasi dengan resin modified- glass ionomer cement

·       Diindikasikan untuk sementasi permanen dari restorasi all-ceramic, metal-ceramic, dan all-ceramic (dengan zirkonia dan inti alumina).

·       Tidak iritasi.

·       Merangsang pembentukan dentin sekunder.

·       Ph tidak asam, sehingga tidak mengiritasi pulpa

·       Gigi yang telah di preparasi di bersihkan dengan pumice menggunakan rubber cup, ini akan meningkatkan retensi.

·       Pumice dibilas. Lalu dikeringkan dengan tekanan ringan

·       Jumlah semen yang diinginkan diletakkan pada mixing pad, diaduk dengan semen spatula selama 20 detik

·       Lapisan tipis diaplikasikan ke dalam restorasi (working time:2,5 menit)

·       Restorasi diberi tekanan ringan dengan jari dan ditahan selama 2 menit

·       Kelebihan semen dapat dihilangkan dengan scaler/explorer

·       Setting time 5 menit setelah penempatan.

b)    Sementasi dengan semen resin

C & B-Metabond (Parkell)

·       Gigi yang dipreparasi dibersihkan dengan pumice, bilas, dan keringkan.

§  Enamel dietsa selama 30 detik.

§  Gigi dibilas dan dikeringkan.

§  Dentin activator diaplikasikan pada dentin selama 10 detik, dibilas, dikeringkan.

§  4 tetes base dicampur dengan katalis, dicampur selama 5 detik.

§  Dua scoop powder dicampurkan dan diaduk selama 5-10 detik.

§  Semen diaplikasikan pada restorasi, working time 1 menit, setting time 10 menit.

 

c)     Sementasi dengan zinc phosphate semen

·       Powder diletakkan pada ujung glass slab. Pada tengah slab, teteskan 6 tetes liquid. Spatula digunakan untuk membagi bubuk menjadi sedikit demi sedikit, sekitar 3 mm di samping.

·       Sedikit tambahan dipindahkan sepanjang slab dan dicampur ke dalam cairan selama 20 detik sepanjang area yang luas.

·       Tambahkan sedikit bubuk terus menerus, dengan masing-masing dicampur selama 10 hingga 20 detik menggunakan gerakan melingkar dan menutupi area slab yang lebar.

·       Konsistensi diperiksa dengan mengangkat spatula secara perlahan. Ketika konsistensi benar, itu akan keluar sekitar 10 mm antara spatula dan slab sebelum bergerak kembali ke slab.

·       Restorasi yang bersih dan kering dengan cepat diisi dengan semen dengan instrumen kecil atau menyapu dengan brush pada permukaan bagian dalam restorasi.

·       Setelah restorasi menepati gigi, dan jika ada  gigi posterior dengan  oklusi seragam, pasien diinstruksikan untuk menerapkan gaya untuk permukaan oklusal dari restorasi oleh menggigit wafer plastik (E-Z Bite Cementation Wafers, Produk HAL) atau tongkat orangewood.

 

d)    Sementasi dengan semen polikarboksilat

·       Restorasi di cuci dan diletakkan pada alkohol untuk mencegah kontaminasi.

·       Bagian dalam cast di air-abraded untuk retensi maksimum.

·       Bagian luar cast dilapisi petrolatum untuk mencegahnya menempel.

·       Rasio powder-liquid untuk semen jenis ini adalah 1,5 bagian powder ke 1,0 bagian liquid.

·       Bubuk itu adalah diambil dengan menekan tongkat pengukur, scoop ke botol powder. Kelebihan dikurangi, dan bubuk ditempatkan di atas glass slab.

·       Liquid diambil dari syringe bertingkat dalam 1,0 mL jumlah untuk setiap ukuran bubuk, dan dicampur dengan segera.

·       Bubuk harus dimasukkan dengan cepat, dan spatulasi harus diselesaikan dalam waktu 30 detik.

·       bagian dalam casting dilapisi dengan semen.

·       Casting ditempatkan pada gigi dengan tekanan jari yang kuat.

·       Pasien diinstruksikan untuk menggigit wafer plastik atau tongkat kayu.

·       Sekitar 3 menit working time setelah 30 detik spatulasi selesai.

 

 

6.     Komunikasi Dental Lab

v  Tanggung Jawab Bersama

a.     Dokter gigi, dengan lisensi yang sesuai, harus:

o   Menyediakan laboratorium dengan instruksi tertulis yang ditandatangani yang merinci pekerjaan yang akan dilakukan dan menentukan bahan yang sesuai untuk digunakan;

o   Menyediakan laboratorium dengan impresi akurat, gips, catatan interoklusal atau pemasangan; 

o   Identifikasi margin, postdam, perbatasan, bantuan dan / atau desain palsu pada semua kasus yang diajukan; 

o   Berikan deskripsi warna, foto, gambar atau tombol warna yang paling dekat mencapai hasil yang diinginkan; 

o   Memberikan persetujuan lisan atau tertulis untuk laboratorium untuk melanjutkan pembuatan prostesis atau menyetujui modifikasi, jika diberitahukan oleh laboratorium bahwa kasus yang diajukan mungkin memiliki area yang dapat dipertanyakan atau instruksi yang tidak jelas dan menyerahkan persetujuan tertulis ke laboratorium setelah  item tersebut telah diklarifikasi; 

o   Simpan salinan instruksi tertulis untuk jangka waktu yang ditentukan oleh hukum;  (7) Ikuti protokol kontrol infeksi laboratorium yang sesuai sebagaimana diuraikan dalam pedoman pengendalian infeksi ADA.

 

b.     Laboratorium dental harus:

o   Menghasilkan prostesis gigi mengikuti instruksi tertulis yang diberikan oleh dokter gigi dan menggunakan cetakan, cetakan, catatan interoklusal atau pemasangan seperti yang disampaikan; 

o   Tinjau kasus dengan dokter gigi yang meresepkan untuk klarifikasi jika ada pertanyaan; 

o   Cocokkan tempat teduh seperti yang dijelaskan dalam instruksi asli, dalam batasan bahan yang tersedia untuk digunakan;

o   Segera beri tahu dokter gigi jika dipastikan bahwa kasus ini tidak dapat dilanjutkan;

o   Membuat prostesis tepat waktu; 

o   Beri tahu dokter gigi tentang bahan yang digunakan dalam pembuatan kasus; 

o   Ikuti protokol kontrol infeksi laboratorium yang sesuai sebagaimana diuraikan dalam pedoman pengendalian infeksi ADA.

 

v  Tanggu Jawab Dari Dokter Gigi

Dokter gigi memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk perawatan yang diberikan.  Menjelaskan banyak prosedur kepada asisten pembantu dimungkinkan jika semua informasi yang diperlukan disediakan untuk memungkinkan mereka memberikan layanan berkualitas tinggi.  Namun, kesalahan seperti preparasi gigi yang tidak mencukupi, ketidakpastian tentang lokasi margin preparasi gigi, catatan interoklusal dan artikulasi yang tidak tepat, dan ambiguitas dalam mengomunikasikan warna yang diinginkan untuk restorasi estetika akan menghambat teknisi melaksanakan tanggung jawabnya.

 

v  Otorisasi kerja

o   Gambaran umum restorasi yang akan dibuat

o   Spesifikasi bahan (mis., ADA Tipe IV emas)

o   Skema oklusal yang diinginkan

o   Desain konektor untuk FPDS

o   Desain Pontic, termasuk spesifikasi material untuk kontak jaringan

o   Substruktur  desain untuk restorasi logam-keramik

o   Informasi mengenai pemilihan warna untuk restorasi estetika

o   Desain RPD yang diajukan (jika ada). 

o   Tanggal dari janji pasien yang dijadwalkan berikutnya

 

 

a)    Oklusi

Formulir otorisasi kerja harus menunjuk lokasi kontak oklusal.  Ini harus ditentukan apakah akan terbuat dari logam atau porselen.  Secara teori, dua skema oklusal yang paling diinginkan adalah cusp-fossa dan cusp-marginal ridge.  Akan tetapi, dengan asumsi bahwa ini akan dicapai dalam setiap kasus adalah tidak realistis, karena mereka hanya dapat dicapai secara konsisten ketika gigi lawan cukup dekat dengan posisi relatif ideal (Kelas Angle I-lihat Bab 1).  Seringkali kompromi harus dilakukan, terutama ketika gigi sedang direstorasi agar sesuai dengan pertumbuhan gigi yang ada.  Misalnya, ketika molar mandibula berada dalam hubungan posterior ujung-ke-ujung buccolingual dengan antagonisnya, keputusan harus dibuat apakah akan mengembalikan gigi dalam hubungan lintas-gigitan atau apakah persiapan gigi harus dimodifikasi (penambahan tambahan dari  buccal functional cusp bevel) untuk mengakomodasi hubungan oklusal yang lebih konvensional.  Sebagai alternatif, mengembalikan gigi lawan mungkin perlu dipertimbangkan.  Jika dokter gigi telah melakukan persiapan dan waxing gigi diagnostik (lihat Bab 2), mungkin untuk meresepkan hubungan oklusal yang diinginkan dengan akurasi yang baik.  Kadang-kadang, ketika mahkota tunggal dibuat, maloklusi yang ada dapat diterima.  Ini dapat membatasi kebutuhan untuk perawatan yang lebih luas, meskipun masuk akal hanya jika gigi yang berlawanan tidak akan membutuhkan restorasi dalam waktu dekat.

 

b)    Konektor

Formulir otorisasi pekerjaan harus menentukan konektor mana yang akan dilemparkan, yang mana yang akan disolder sebelum perang, dan mana yang akan disolder paska-dinamik.  Urutan prosedur yang direncanakan harus ditunjukkan dan dibahas bila perlu atau kapan kejelasan dapat ditingkatkan.  Jika diminta konektor nonrigid, jenis konektor dan jalur penempatan yang diinginkan harus ditentukan.

 

c)     Desain Pontic dan Substruktur.

Desain Pontic dibahas pada Bab 20. Daftar periksa sederhana pada formulir otorisasi kerja harus cukup jika dokter gigi dan teknisi telah menyetujui harapan dan persyaratan yang berlaku..14 Desain substruktur logam untuk restorasi logam-keramik agak kontroversial.  Banyak teknisi percaya bahwa tidak perlu terlebih dahulu membuat kontur restorasi yang telah selesai pada lilin dan kemudian memotong area veneer.  Kami tidak setuju, dan menyajikan alasan kami di Bab 19 (Gbr 16-9).  Otorisasi harus menentukan apakah pola lilin kontur anatomi harus dikembalikan untuk evaluasi dan modifikasi yang mungkin.  Semakin kompleks upaya restoratif, semakin kritis evaluasi yang cermat pada tahap ini.  Keberhasilan jangka panjang adalah tujuannya, dan desain kerangka kerja yang tidak memadai merupakan penyebab kegagalan yang relatif umum di mana dokter gigi akan memikul tanggung jawab (walaupun seringkali menyalahkan petugas kesehatan).

 

d)    Pemilihan warna

Dengan prevalensi restorasi logam-keramik, dokter gigi dan teknisi menjadi sangat sadar akan kesulitan dalam mengkomunikasikan pemilihan warna.  Pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip ilmu warna (disajikan dalam Bab 23) dan penggunaan pewarna internal dan permukaan (dibahas dalam Bab 24 dan 30) sangat penting bagi kedua belah pihak.  Banyak dokter gigi dan teknisi telah menemukan satu gram gigi yang memungkinkan spesifikasi dari beberapa gradasi warna bermanfaat (Gbr. 16-10).  Diagram harus cukup besar untuk menunjuk suatu naungan serviks, sebuah naungan insisal, dan setiap karakterisasi individu yang berlaku.  Diagram pada sebagian besar formulir resep laboratorium pracetak tidak menyediakan ruang yang memadai (lihat Gambar 16-8), sehingga ruang lain harus tersedia.  Entri terpisah mengenai nilai atau kecerahan dapat membantu.  Saat memilih warna.  Dokter gigi harus menggunakan panduan yang sesuai dengan sistem keramik yang digunakan oleh teknisi.  Terkadang, tidak mungkin mendapatkan kecocokan dengan panduan naungan sederhana (mis., Sistem vakum Vita Lumin).  Dalam kasus tersebut panduan alternatif atau bagan distribusi warna (diuraikan dalam Bab 23) seharusnya digunakan.  Dokter gigi harus memiliki keterampilan persepsi warna yang sangat baik dan harus mampu mentransfernya secara tepat ke dalam resep tertulis yang mencakup diagram besar dan terperinci yang memungkinkan ahli keramik untuk secara akurat mereproduksi warna yang diamati dan dijelaskan oleh dokter.  Komunikasi dan kerja sama yang erat jelas diperlukan, dan uji coba penembakan porselen mungkin diperlukan.  Alternatif praktis untuk komunikasi warna tertulis adalah penggunaan kit pewarnaan berbasis resin yang disembuhkan dengan cahaya untuk menodai tab warna.  Tab peneduh yang paling cocok dipilih dan dimodifikasi menggunakan pewarnaan yang dicampur dengan resin cair.  Setelah pencocokan yang diinginkan diperoleh, resin disembuhkan dengan cahaya, dan tab yang disesuaikan dikirim ke laboratorium gigi.  Ceramist kemudian memiliki referensi aktual dan dapat membandingkan pekerjaan dan membuat modifikasi yang diperlukan, sehingga memastikan keberhasilan yang dapat diprediksi.  Jika persyaratan estetika luas atau sulit dikomunikasikan melalui cara-cara yang dijelaskan di atas, melibatkan staf laboratorium gigi dalam proses pemilihan warna mungkin bermanfaat.  ADA mengambil posisi bahwa ketika seorang dokter gigi meminta bantuan teknisi laboratorium gigi dalam proses pemilihan warna, ini bukan merupakan praktik kedokteran gigi oleh teknisi, asalkan kegiatan tersebut dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter gigi dan sesuai dengan praktik dokter gigi.  Instruksi tertulis.  Bantuan seperti itu paling tepat diberikan di kantor dokter gigi.

 

 

e)     Informasi tambahan

Informasi tambahan sering akan sangat membantu teknisi.  Referensi untuk waxing diagnostik dapat mengkomunikasikan informasi spesifik tentang panjang dan bentuk gigi yang diinginkan atau pengaturan oklusal yang diinginkan.  Tabel panduan anterior khusus (lihat Bab 2) memberikan informasi spesifik untuk diikuti karena panduan anterior dibuat dalam mahkota anterior rahang atas dan / atau mandibula.  Gips restorasi sementara sangat berharga bagi teknisi ketika ia diminta untuk membuat gigi palsu parsial dengan persyaratan estetika yang tinggi.  Mereka memberikan informasi tentang garis tengah, posisi tepi insisal, dan bentuk koronal dan merupakan cara paling praktis untuk menyampaikan informasi secara akurat ke laboratorium (Gbr. 16-11).  Waxing diagnostik memungkinkan dokter gigi untuk mengeksplorasi semua perawatan alternatif sebelum memilih program terapi.  Sementara resin dapat dibuat dan disesuaikan secara intraoral sesuai kebutuhan untuk penampilan dan fungsi optimal.  Foto berwarna dapat sangat membantu dalam menyampaikan informasi tambahan yang penting.

Sumber : Rosentiel, S. F., Land, M. F., & Fujimoto, J. 2001. Contemporary Fixed Prosthodontics, 3rd ed. St. Louis, Missouri: Mosby, Inc. Page: 418-428

 

 

 

 

 

 

B.    Bedah kasus

1.     Diagnosis

Kesimpulan dari semua informasi yg terkumpul (Anamnesis, Pemeriksaan Intra Oral dan Pemeriksaan Radiografi).

Nama : Miss Corona (25 tahun)

Keluhan:

         Gigi depan atas patah

         Gigi belakang kanan bawah ada yang disarung tapi warnanya tidak sama dengan gigi tetangganya

Anamnesis:

         Gigi tersebut sudah pernah beberapa kali ditambal tetapi lepas lagi tambalannya dan tidak bertahan lama.

         Pasien menginginkan perawatan alternatif lain

         Pasien memiliki reflek muntah yang tinggi

Pemeriksaan Intra Oral:

         21 : fraktur 1/3 mahkota

         36 : sisa akar

         44 : karies email

         Overjet dan overbite normal

         Artikulasi group function

Radiografi

         Kelainan periapikal (-)

         Fraktur belum mencapai pulpa

         Gigi 46: mahkota porcelain fused tu metal (PFM)

 

 

Maka diagnosis berdasarkan skemario :

Wanita 25 tahun, tanda vital normal, pasien reflek muntah tinggi, Riwayat dental gigi ditambal dan tidak bertahan lama dan menginginkan perawatan alternatif. keluhan utama : Fraktur 1/3 mahkota pada gigi #21 . Karies #44 email.  #36 sisa akar. Bukti radiografi negative terhadap Kelainan periapical, fraktur #21 belum mencapai pulpa, #46 PFM.

Rosenstil, Stephen F. Contemporary Fixed Prostodontics 3rd ed. Library of Congress Cataloging in Publication Data. 2001. P. 19

 

2.     Prognosis

Ada 2 faktor, yaitu :

a)     Faktor umum

·       Miss Corona 25 tahun

·       Pernah ditambal beberapa kali dan tdk bertahan lama

·       Tidak memiliki kelainan periapikal

·       Faktur  mahkota (belum mencapai pulpa)

·       Tidak ada penyakit sistemik.

 

b)    Faktor lokal

·       Gigi 21 fraktur 1/3 mahkota

·       Gigi 36 terdapat sisa akar

·       Gigi 44 karies email

·       Gigi 46 terdapat PFM

·       Overjet dan overbite normal

·       Artikulasi group function

 

3.     Rencana Perawatan

Fase I (Treatment of symtoms)

·       Anamnesis

·       Pemeriksaan intraoral dan ektraoral

·       Evaluasi hasil rontgen

·       Informasi cukup à Diagnosis

·       Edukasi pasien

Fase II (Stabilization of deteriorating condition)

·       Menghilangkan etiologi

·       kombinasi saran diet

·       Perawatan periodontal à control OHIS, kontrol plak

·       Perawatan floride

·       Edukasi untuk menerapkan kebersihan mulut dirumah

·       gigi 44 : Perawatan konservatif à lesi karies

Fase III (Definitive therapy)

·       Oral surgery : Gigi 36 à ekstraksi à bridge

·       Perawatan periodontal

·       Gigi 21 : memperbaiki prostodontik à membuat model  à cetak model

·       Penyesuaian oklusal

·       Restorasi anterior à gigi 21 di preparasi

·       gigi 21 digunakan gtc sementara à menunggu cetakan selesai dari dental lab à gtc sementara dilepas à memasang metal-ceramic crown

Fase IV (Follow up)

·       Recall untuk memantau kesehatan gigi, mengidentifikasi tanda-tanda penyakit sejak dini, dan memulai tindakan korektif


 

4.     Bahan Material Cetak

·       Elastic (hidrokoloid)

a.     Alginat

Alginat merupakan material yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. alginat digunakan untuk membuat cetakan pada gigi tiruan sebagian lepasan dengan clasp, cetakan awal untuk gigi tiruan lengkap, ortodontik dan studi model. Akan tetapi, alginat ini kurang cukup akurat untuk fixed partial denture

(Sumber: O’brien 2002. dental material and their selection.3rd ed)

Alginat memiliki beberapa jenis sediaan. Bentuk yang paling populer adalah bentuk bubuk alginat ditambah air. Bentuk lain dari alginat adalah bentuk pasta alginat. Pasta alginat ini memiliki beberapa tipe berdasarkan viskositas, yakni viskositas tinggi (tray viscosity) dan viskositas rendah (syringe viscosity). Sediaan pasta lebih akurat dan waktu gelasi lebih cepat dibanding sediaan bubuk.

Kelebihan alginat :

·       Mudah dimanipulasi dan digunakan

·       Waktu setting cukup cepat, tapi dapat diatur dengan mengontrol jumlah air yang digunakan. Air yang lebih dingin bisa digunakan jika waktu kerja yang lebih lama diinginkan. Variasi waktu pengaturan juga tergantung pada jumlah air

·       Tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi

·       Harganya murah

Kekurangan Alginat:

·       Mudah koyak jika terdapat undercut pada model.

·       Memiliki dimensional yang relatif kurang stabil.

·       Karena hidrofilik, rentan terkontaminasi kelembaban.

·       Hasil cetak kurang akurat jika dibandingkan dengan elastomer.

Sumber: Nandini et al. Review Article : Alginate Impression. A Practical Perspective. Journal of Conservative Dentistry. Page: 37-41

b.     Agar

Agar adalah sejenis polisakarida yang diperoleh dari rumput laut. Ini adalah hidrokoloid reversibel yang dihasilkan melalui transisi sol-gel dibawah pengaruh suhu, sehingga memiliki sifat thermogelling yang luar biasa. Agar memberikan akurasi tinggi yang membuatnya efektif untuk digunakan pada crown dan bridge (prostodontik cekat).

Sumber: Khurshid, Zohaib., dkk. 2019. Advanced Dental Biomaterial. 1st Edition. United Kingdom: Woodhead Publishing, Elsevier Science and Technology. Page: 201

Kelebihan Agar:

·       Hidrofilik.

·       Tingkat akurasi tinggi.

·       Dapat digunakan kembali.

·       Tidak beracun.

·       Tidak menyebabkan stain.

·       Tidak berbau

·       Memiliki toleransi yang baik terhadap pasien

·       Kemampuan untuk mencetak daerah undercut dengan benar

Sumber:

1.     Sanjay Madhavan et al. A Review on Hydrocolloids-Agar and Alginate. J. Phram. Sci and Res. Vol 7 (9), 2015, 704-707

2.     Impression Materials – Agar – My Dental Technology Notes dental material journal 2018

 

Kekurangan Agar:

·       Langkah prosedural yang kompleks

·       Biaya awal yang signifikan untuk hardware

·       Mudah robek

·       Harus segera dituangkan

·       Secara dimensi tidak stabil

·       Hanya dapat digunakan untuk single cast

Sumber :

1.     Khurshid, Zohaib,  dkk. 2019. Advanced Dental Biomaterial, 1st ed. Cambridge,  United Kingdom: Woodhead Publishing,  ltd. Elsevier Science and Technology.  Page: 201-202

2.     O'Brien, WJ. 2002. Dental Material and Their Selection, 3rd ed. Illinois: Quintessence Publishing, Co. Inc

·       Non-Aqueous Elastomer

a.     Polisulfida

Polysulfide adalah elastomer yang dikenali metacaptan. Bahan polisulfida terdiri dari cairan polimer dan inert filler. Apabila kedua bahan ini dicampurkan maka akan meningkatkan viskositas sehingga menjadi bahan cetak yang elastik.

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics.

Polysulfide merupakan material impressions elastomer pertama yang diperkenalkan, yang juga dikenal sebagai Mercaptan atau Thiokol. Polysulfides juga merupakan bahan-bahan yang berguna untuk multiple impressions ketika dibutuhkan waktu yang ekstra. Polysulfides banyak digunakan untuk aplikasi fixed partial denture, dimana material ini memiliki akurasi yang tinggi dan biaya yang relatif rendah.

Sumber: Manappallil, John J. Basic Dental Materials. New Delhi : Jaypee. 2nd Ed. page : 67-69

                                    Kelebihan Polisulfida

·       Stabilitas yang lebih baik daripada hidrokoloid.

·       Memiliki gambaran radiopak pada radiografi.

·       Pengecoran dapat dilakukan selama 1 jam atau kurang setelah pencetakan.

·       Tersedia dalam tube

·       Working time yang lama

·       Setting time nya lama

·       Resistensi yang tinggi terhadap sobekan

·       Lebih murah untuk digunakan

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics

Kekurangan Polisulfida

·       Hidrofobik sehingga permukaan mulut harus kering dan tidak ada kelembaban

·       Dapat tersangkut dalam subgingiva

·       Perubahan dimensi apabila pengecoran lebih dari 1 jam setelah pencetakan,yaitu biasanya hasil yang ditemui adalah lebih lebar dan lebih pendek dari preparasi gigi yang asli

·       Memungkinkan terjadi distorsi

Sumber : Herbert T. Shillingburg 3rd edition, Fundamentals of Fixed Prosthodontics.

 

 

b.     Polyether

Bahan cetak polieter dikembangkan di Jerman pada pertengahan 1960-an, memiliki mekanisme polimerisasi yang berbeda dengan elastomer lainnya. Reaksi setting untuk bahan ini adalah melalui polimerisasi kationik dengan membuka cincin terminal etilen imin reaktif untuk menyatukan molekul tanpa pembentukan produk samping. Bahan-bahan ini bersifat hidrofilik, memungkinkan digunakan di lingkungan yang lembab. Sifat pembasah (wetting) yang baik juga memungkinkan gypsum dibuat lebih mudah. Bahan cetak polieter yang lebih baru sedikit lebih fleksibel daripada produk lama, membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan dari mulut.

Sumber : Arqoub M. A., Rabi T, Arandi N. Z. Dental Impression Materials in Prosthodontics : An Overview for the General Dentist. 2018;(5):21-23

Kelebihan dari Polyether pada GTC:

·       Tingkat pemulihan elastisnya tinggi

·       Tingkat fleksibilitas saat pelepasan rendah ke sedang

·       Kekuataan sobeknya sedang

·       Wettability (wetting) oleh gypsum sangat bagus

·       Material ini hidrophilik,yang membuat bahan ini dapat digunakan dalam lingkungan yang basah.

·       Material/bahan impression polyether yang lebih baru sekarang lebih fleksibel dan lebih mudah saat dikeluarkan dari mulut.

·       Material ini tersedia dalam viskositas rendah,sedang,dan tinggi

Sumber: Punj A,Bompolaki D,Garaicoa J.Dental Impression Material and techniques,Dent Clin North Am,2017;61 (4) 781

 

 

Kekurangan dari polyether :

·       Polyether yang memiliki sifat kaku dan waktu kerja yang relative singkat

·       Polyether yang mudah menyerap air dapat mengeras cepat dalam keadaan panas dan lembab, sehingga dapat menghilangnya molekul kecil dari bahan yang mengeras dan mempengaruhi kestabilan dimensi cetakan dan mengubah dimensi yang signifikan.

Sumber: Annusavice, Kenneth J., Chiayi Shen, H. Raph Rawls. 2013. Phillips Science of Dental Material 12th Ed. Elsevier : St. Louis. P : 161.

 

5.     Tahapan Perawatan

Sementasi Temporary Crown

Daftar temporary semen dan pengunaannya sesuai urutan kekuatan yang semakin meningkat :

·       Campuran non-setting dari petroleum jelly dan bubuk zinc oxide - digunakan untuk waktu yang singkat diantara janji . Cth : untuk sementasi temporary crown ketika gigi di preparasi dan di cetak di pagi hari dan provisional crown di pasangkan dengan semen yang lebih kuat di siang hari.

·       Semen temporary crown dan brige dengan modifikasi proporsi yang tinggi untuk mengurangi kekuatan - digunakan ketika beberapa temporary crown digunakan besamaan,, memberikan retensi keseluruhan yang cukup besar; mungkin dilakukan meskipun mahkota permanen akan terpisah.

·       Unmodified temporary crown dan bridge sement - digunakan untuk complete crown tunggal yang akan ditempatkan selama 2-3 minggu. Kebanyakan material menandung eugenol yang mana akan didapat setelah preparasi gigi. Jika teknik bonding adhesive digunakan untuk final crown makan semen non-eugenol haris digunakan.

·       Polycarboxylat dan zinc fosfat semen - digunakan dengan temporary crown yang kurang pas, sebagi contoh alumunium temporary crown, atau dimana temporary crown sudah bertahan dalam waktu yang lama, sebagai contoh laboratory-made provisional crown yang dipasang selama perawatan orto atau perawatan periodontal.

 

Setelah temporary crown disemenkan, penting untuk membersihkan kelebihan semen, jika tidak akan menyebabkan iritasi pada margin gingiva dan retensi plak yang akan menyebakan inflamasi gingiva.

Impression Material

Silicon Impression Material

Banyak perusahaan mensupply addition-curing silicon dalam viskositas yang berbeda yaitu putty, heavy-body, regular, light-body dan wash. Ini berarti bahwa berbagai macamc teknik boleh dikombinasikan dengan material dengan atau tanpa special trays. Light-body material biasanya dimasukkan ke preparasi melalui automix gun / syringe dan medium/heavy-body baik dicampur di second gun atau pada pads/bantalan dan ditempatkan di tray. Putty diadon/diremas dengan tangan.

Automix gun digunakan dengan lubang keluar yang sangat halus yang memiliki beberapa keuntungan dalam menempatkan light-body material di sekitar preparasi. Material tersebut dicampur secara menyeluruh tanpa gelembung udara, dan campuran tersebut sangat segar ketika diaplikasikan pada preparasi gigi. Dengan light- dan heavy-body material dicampur di pads, perawat gigi biasanya mencampur 1 material dan drg mencampur yang lainnya. Waktu dari dua campuran, saat proses penyuntikan dan pengeringan dan mengisolasi preparasi membutuhkan koordinasi yang sangat baik, dan campuran material light-body mungkin mulai set sebelum benar ditempatkan di tempatnya. Dengan sistem automix, dokter gigi merawat gigi yang sudah dipreparasi dalam keadaan kering dan terisolasi dan mulai menyuntikkan bahan light-body pada titik di mana perawat memuat tray. Bagaimanapun, beberapa operator menemukan bahwa automix gun terlalu besar dan kaku dan mereka lebih memilih untuk menggunakan disposable syringe yang lebih kecil.

Silikon tidak membasahi preparasi gigi dengan baik. Sebagai kompensasi, sangat bersih untuk digunakan. Reaksi toksik dan alergi belum dilaporkan. Impression material hidrofilik tersedia yang tidak begitu rentan terhadap keberadaan uap air/moisture.

Removing Temporary Crown

Pada pertemuan berikutnya mahkota sementara perlu dicabut dari gigi yang telah dipreparasi. Dengan semen yang lemah, ini harus mudah dengan tekanan lembut yang diaplikasikan pada margin dengan axcavator atau instrumen serupa. Mahkota yang lebih tebal dan pas mungkin lebih baik dibelah melalui daripada risiko merusak margin. Kadang-kadang mungkin melakukan ini tanpa perlu anestesi lokal.

Sebelum melepaskan mahkota sementara, mahkota permanen harus diperiksa pada model untuk mengonfirmasi bahwa itu sudah ditentukan.

Percobaan Permanen Crown

A. Safety Precaution

Benda-benda kecil yang licin seperti mahkota cenderung lepas dari jari yang memakai handscoon, terutama saat basah. Mereka bahkan lebih rentan untuk lepas dari penjepit, yang seharusnya tidak pernah digunakan.

Bahaya menjatuhkan mahkota ke tenggorokan pasien. Jika terhirup, ini adalah darurat medis yang serius dan pasien harus segera dibalik dan didorong untuk batuk. Jika ini tidak berhasil, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mengambil mahkota tersebut.

Berbagai tindakan pencegahan yang mungkin :

·       Dengan latihan dan pengalaman, dimungkinkan untuk mengontrol inlay dan mahkota kecil dengan menjaga sarung tangan tetap kering dan gigi tetap terisolas. Satu jari harus dijaga di belakang mahkota setiap saat. Seorang perawat gigi yang kompeten dengan aspirator volume tinggi harus siap.

·       Bungkusan kasa atau spons dapat diletakkan di belakang area tempat mahkota dicoba. Ini secara teoritis adalah ide yang bagus, tetapi dengan beberapa pasien iritasi di bagian belakang mulut membuat mereka secara sadar menekan refleks batuk sehingga jika benda asing turun di belakang paket, risiko menghirup daripada menelan dapat meningkat.

·       Pasien mungkin mendapatkan perawatan dalam posisi tegak dan disuruh mencondongkan tubuh ke depan, jika crown terjatuh, dan batukkan.

·       Dalam beberapa kasus disarankan untuk mencoba menggunakan rubber dam, tetapi sulit untuk menilai margin jika clams digunakan, dan tidak mungkin untuk menilai hubungan ginggiva atau oklusi. 

 

B. Prosedur Cek

Bagian logam dari mahkota logam-keramik dapat dicoba sebelum porselen ditambahkan dan kemudian kembali ke laboratorium dan dicoba lagi dengan porselen sebelum akhirnya disemen. Pada tahap uji coba, pemeriksaan berikut harus dilakukan, bersama-sama dengan penyesuaian yang diperlukan.

Memeriksa dan Menyesuaikan Kecocokan

Kecocokan marginal diperiksa dengan mata atau dengan probe tajam.  Overhanging margins (positive ledges) dan deficiencies (negative legdes) mungkin terjadi. Setelah memeriksa semen sementara yang ditahan atau jaringan gingiva yang terperangkap, gaya tempat duduk yang lebih kencang harus diterapkan, dan jika celah tetap ada, titik kontak harus diperiksa dengan benang gigi. Jika, setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan, mahkota masih tidak terpasang. itu harus dihapus dan permukaan fit diperiksa. Jika itu logam, tanda burnishing pada dinding aksial dapat menunjukkan di mana mahkota mengikat. Ini ditumbuk ringan dengan bur atau batu dan mahkota dicoba.

Jika ada beberapa perbaikan tetapi tidak menyelesaikan tempat duduk, permukaan yang pas harus digiling dan diulang ringan. Jika tidak ada tanda burnish yang muncul, kemungkinan argin atau permukaan oklusal mencegah tempat duduk lengkap. Penyebab umum adalah mati sedikit terlalu dipangkas. Jika bagian dalam permukaan oklusal dicurigai, mengungkapkan lilin (lilin yang sangat lembut) dilebur ke dalam mahkota, yang duduk sebelum lilin ditetapkan. Ketika mahkota dilepaskan, bintik-bintik tinggi akan terlihat sebagai perforasi lilin buram.

Suspensi serbuk halus dalam semprotan aerosol atau grafit koloid yang dicat juga digunakan untuk menunjukkan di mana mahkota yang rapat mengikat, tetapi mereka merupakan bahan yang sangat tidak rapi.

Jika ada celah di sekitar hanya satu bagian mahkota, itu mungkin duduk tidak rata karena titik kontak yang ketat; jika tidak, kesan atau mati mungkin telah terdistorsi.

Legde positif harus disesuaikan sampai probe melewati dengan lancar dari gigi ke mahkota tanpa tangkapan. Langkan negatif adalah masalah yang lebih besar dan seringkali berarti bahwa mahkota harus dibuat ulang.

Cek Retensi

Mahkota seharusnya tidak terasa kencang. Mahkota untuk persiapan panjang dengan lancip optimal, yang akan memiliki retensi yang sangat baik ketika disemen, dapat dengan mudah melepaskan persiapan saat dicoba. Perasaan kencang adalah hasil dari kekasaran yang tidak perlu dari persiapan atau cetakan yang telah terdistorsi. Ketat pas bukan uji retensi yang andal, dan mahkota yang ketat mungkin lebih sulit disemen, sehingga menghasilkan margin terbuka.

Mahkota harus diuji untuk kecenderungan miring atau berputar ketika diayun dari sisi ke sisi. Gerakan pivot kecil menunjukkan bahwa mahkota tidak sepenuhnya duduk dan bergoyang tentang titik kontak atau pada titik tinggi di permukaan yang pas - dalam hal ini margin harus diperiksa lagi.

Atau, ada terlalu banyak spa antara mahkota dan gigi. Ini mungkin karena penggunaan yang berlebihan dari relief (spacer pernis yang dicat pada die, menghindari margin), casting yang diperluas atau yang telah memiliki permukaan yang pas.

Memeriksa dan Menyesuaikan Kontak Point dan Axial Kontur

Benang gigi harus digunakan untuk memeriksa bahwa titik kontak tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Kontak yang ketat dapat sedikit dihaluskan sedikit demi sedikit dan dipoles; setiap kekurangan dalam porselen harus ditambahkan porselen lebih banyak.

Kontur bukal dan lingual tidak boleh terlalu bulat, area marginal harus sejalan dengan permukaan gigi untuk mengurangi retensi plak dan permukaannya harus terlihat alami. Sekali lagi, penyesuaian dapat dilakukan dengan menghapus atau menambahkan bahan dan memoles ulang atau kaca.

Memeriksa dan Menyesuaikan Bayangan

Nuansa yang sedikit terlalu terang (kroma terlalu rendah) dapat digelapkan dengan menambahkan pewarnaan warna yang tepat dan menembakkan kembali. Sisa juga dapat digunakan untuk menambahkan karakteristik yang hilang seperti garis retak atau area berbintik-bintik. Namun, jika rona dasarnya salah atau kromanya terlalu tua, atau kesalahan terletak pada colous dari bahan inti buram atau porselen 'dentin', sering tidak mungkin untuk mengubah naungan secukupnya. Mahkota harus dibuat ulang jika itu adalah mahkota keramik atau porselen yang dilepas dan diganti jika itu adalah mahkota logam-keramik.

Memeriksa dan Menyesuaikan Oklusi

Jika reduksi diperlukan, ketebalan permukaan oklusal diperiksa dengan kaliper pembesar.

Sementasi

Ketika semua pemeriksaan dan penyesuaian selesai, mahkota disemen secara permanen. Dimungkinkan untuk membuat semen permanen sementara untuk memungkinkan pasien menilai untuk penampilan dan fungsi. Jika ini dilakukan, semen sementara harus dipilih sehingga mahkota dapat dengan mudah dilepas tanpa merusaknya. Biasanya semen sementara yang dimodifikasi sangat banyak digunakan dan pasien hanya pergi dengan ini untuk waktu yang singkat untuk mengurangi risiko jatuhnya mahkota.

GIC luting cement : Ini melekat pada dentin dan enamel, larut dalam fluoride dan relatif tidak menyebabkan iritasi pada pulpa. Namun, ia memiliki kelarutan yang lebih tinggi di antara semen lainnya. Ini tersedia dalam bentuk kapsul sehingga konsistensi campuran yang tepat selalu tercapai.

Teknik Sementasi

·       Persiapkan Crown

      Crown harus sepenuhnya bersih dari bekas polish, wax, saliva, dll. Pembersihan terbaik meggunakan ultrasonic cleaning bath, atau jika tidak tersedia bisa di goson dengan sikat gigi dan detergent. Lalu keringkan

·       Persiapkan gigi

      Gigi di bersihkan dengan semprotan air dan dikeringkan dengan udara yang lembut; jangan terlalu kering, karena dapat merusak pulpa dengan pengeringan. Pencucian dan pengeringan harus dibiarkan sampai menit terakhir untuk menghindari kontaminasi permukaan oleh air liur atau eksudat gingiva.

·       Campur dan terapkan semen

      Semen dioleskan ke bagian berlubang. Dengan mahkota yang lengkap, ini adalah permukaan yang pas dari mahkota, sementara dengan tiang itu adalah lubang pasak di gigi. Ketika bagian yang berlawanan dimasukkan ke dalam lubang, semen melapisinya dan diekstrusi dari pinggiran. Jika permukaan lain dilapisi dengan semen, misalnya persiapan gigi untuk mahkota yang lengkap, permukaannya bisa terkikis ketika mahkota duduk, dan sebagian permukaan dibiarkan telanjang. Dinding lubang pos dapat dilapisi menggunakan rotary paste filler atau file.

      Tidak ada yang diperoleh dengan melapisi kedua permukaan. Waktu hilang, sehingga semen menjadi lebih kental pada saat mahkota duduk, menghasilkan lapisan semen yang lebih tebal. Seluruh permukaan harus dilapisi dengan cepat dengan banyak semen surplus. Setiap manfaat yang mungkin diperoleh dengan menerapkan lapisan semen yang tipis, bahkan hilang melalui waktu ekstra yang diambil untuk mencapai ini, dengan semen mulai mengatur dan semakin tebal.

 

·       Masukkan crown

      Mahkota harus duduk dengan cepat dan ditekan ke rumah dengan kekuatan yang kuat dan terus-menerus untuk mengusir semua kelebihan semen dari margin. Tekanan dapat diterapkan oleh operator atau pasien yang menggigit prop yang sesuai, seperti gulungan kapas. Tekanan harus dijaga dan area dijaga tetap kering dengan gulungan kapas atau bantalan penyerap dan aspirasi sampai semen telah terpasang. Kelebihan semen juga dibiarkan sampai set selesai dan kemudian dihapus.

 

Instruksi dan Perawatan Kebersihan Mulut oleh Pasien

Tahap terakhir dan penting adalah untuk mengajarkan pasien cara membersihkan dan memelihara mahkota, dan khususnya bagaimana Anda membersihkan area marginal. Benang gigi dan teknik sikat gigi yang tepat harus disarankan.

Beberapa pasien sudah memiliki kebersihan mulut yang sangat baik, dan terlalu banyak penekanan pada pentingnya membersihkan gigi yang dimahkotai dapat menyebabkan pembersihan yang terlalu antusias, menyebabkan kerusakan pada jaringan gingiva atau gigi.

Recall, Penilaian, Pemeliharaan dan Perbaikan

Assesment/Penilaian

Penilaian sistematis semua mahkota harus dilakukan pada setiap pemeriksaan penarikan. Ini harus mencakup evaluasi faktor-faktor berikut:

·       Oral Hygiene

      Tingkat plak dan inflamasi gingiva di sekitar crown harus dibandingkan dengan gigi serupa di tempat lain di mulut. Jika gigi mahkota lebih buruk, alasannya harus diselidiki dan ditangani. Dalam kasus apa pun, jika ada, penyakit periodontal harus diobati.

·       Margins

      Margin crown harus dinilai untuk + dan  - ledges dan gaps, dan margin preparasi harus dinilai untuk karies sekunder dan tanda pemakaian abrasif/aus.

·       Struktur crown

      Ini harus dinilai untuk fraktur dan  aus, termasuk perforasi oklusal.

·       Penampilan

      Penampilan mahkota atau gigi yang berdekatan mungkin telah berubah sejak dipasang. Setiap perubahan harus dinilai sebagai dapat diterima atau tidak dapat diterima. Dalam kasus terakhir mahkota biasanya harus diganti: selain dari penggilingan, sedikit yang dapat dilakukan untuk mengubah penampilan mahkota setelah disemen.

·       Radiograf

      Radiografi periapikal hanya perlu diambil jika ada tanda-tanda kegagalan atau gejala dari gigi. Radiografi skrining rutin untuk karies harus diambil untuk mahkota dan untuk sisa gigi pada frekuensi yang ditentukan oleh penilaian biasa tingkat risiko karies pasien.

 

 

 

 

 

 

Oral Melanotic Macule-Variasi Normal dan Lesi Non Putih

  Oral Melanotic Macule Deskripsi Lesi Tipe lesi : macule Bentuk : oval/ bulat Ukuran : < 1cm Lokasi : mukosa bukal gingiba Warna : cokla...